Diperbarui tanggal 28/02/2023

Restless Legs Syndrome

kategori Kesehatan & Kedokteran / tanggal diterbitkan 28 Februari 2023

Pengertian Restless Legs Syndrome

Restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) merupakan gangguan saraf ditandai dengan sensasi tidak menyenangkan pada kaki yang berdenyut, geli ataupun terasa nyeri akibat tertarik. Sensasi ini menjadi tidak terkendali ketika seseorang dihadapkan oleh suatu kondisi yang tidak nyaman maka seseorang pun akan menggerakkan kakinya dengan maksud untuk meringankan ketidaknyamanan tersebut. Maka seseorang yang memiliki perilaku restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) sering kali menggerakkan kaki ketika duduk, saat istirahat, tidur, maupun mondar-mandir dikarenakan mengalami sindrom ini (Bethesda, 2018:1).

Menurut Symvoulakis, dkk (dalam Widianti,dkk (2017:48) mengungkapkan bahwa restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) merupakan gangguan sensorimotor yang ditandai dengan keinginan untuk menggerakkan kaki dan diklasifikasikan ke dalam gangguan pergerakan neurologi yang menimbulkan ketidaknyamanan rasa nyeri dan gatal seperti ada yang merayap dibagian kaki. Sedangkan menurut Timotius (2018:117) mengungkapkan bahwa restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) adalah kebutuhan yang teramat sangat untuk menggerakkan kaki yang sering disertai dengan sensasi geli pada kaki.

Restless Leg Syndrome (RLS), juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom, adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan dorongan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki atau bagian tubuh lain untuk menghilangkan sensasi tidak nyaman, biasanya terjadi selama periode istirahat atau tidak aktif seperti saat duduk atau berbaring. Orang dengan RLS sering menggambarkan sensasi seperti merangkak, merayap, kesemutan, terbakar, atau sakit di kaki, tapi bisa juga terjadi di lengan atau bagian tubuh lainnya. Sensasi biasanya membaik dengan gerakan, tetapi kelegaan seringkali bersifat sementara. RLS dapat menyebabkan kesulitan tidur dan tetap tertidur, menyebabkan kantuk di siang hari dan masalah lainnya. Penyebab RLS tidak sepenuhnya dipahami, namun diduga melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) merupakan gangguan saraf yang ditandai dengan sensasi tidak menyenangkan pada kaki yang terjadi karena seseorang dihadapkan pada situasi yang membuat dirinya tidak nyaman sehingga seseorang pun akan menggerakkan kakinya dengan maksud untuk meringankan ketidaknyamanan tersebut.

Ciri-Ciri Perilaku Restless Legs Syndrome

Menurut Timotius (2018:117) mengungkapkan bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki perilaku restless legs syndrome yaitu ditandai dengan rasa sakit dan gatal seperti terbakar pada kaki bagian bawah dan kadang juga disertai gerakan anggota tubuh untuk beberapa saat. Menurut Schulte (2013:22) mengungkapkan bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki perilaku restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) adalah sebagai berikut:

  1. Dorongan untuk menggerakkan kaki yang disertai oleh sensasi yang tidak nyaman pada kaki.
  2. Memiliki keinginan untuk bergerak atau sensasi tidak menyenangkan akan mulai memburuk pada kaki ketika seseorang sedang beristirahat seperti berbaring ataupun duduk.
  3. Memiliki keinginan untuk terus menggerakkan kaki setidaknya selama aktivitas berlanjut.
  4. Keinginan untuk menggerakkan kaki akan lebih besar saat malam hari saat tidur.

Menurut Ferestehnejad,dkk (2017:4) juga mengungkapkan bahwa terdapat 4 ciri-ciri seseorang yang mengalami restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) yaitu;

  1. Dorongan untuk menggerakkan anggota tubuh yang disertai oleh ketidaknyamanan dan perasaan yang tidak menyenangkan pada anggota tubuh.
  2. Memburuknya gejala saat sedang beristirahat.
  3. Meningkatnya keinginan untuk menggerakkan kaki.
  4. Keinginan untuk menggerakkan kaki akan lebih memburuk pada saat malam hari.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri seseorang yang mengalami perilaku restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) yaitu; memiliki dorongan yang kuat untuk menggerakkan kaki yang disertai sensasi tidak menyenangkan pada kaki, merasakan sakit dan gatal seperti terbakar pada kaki.

Penyebab Seseorang Mengalami Restless Legs Syndrome

Perilaku restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) biasanya dialami baik pria maupun wanita. Penyebab seseorang mengalami penyakit restless legs syndrome ini belum diketahui secara pasti, namun diduga bahwa sindrom ini memiliki keterkaitan dengan faktor genetik (keturunan).

Menurut Orami (2021) mengungkapkan bahwa penyebab seseorang mengalami perilaku restless legs syndrome adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti sering begadang. Kemudian menurut Sehatq (2020) mengungkapkan bahwa gaya hidup tidak sehat juga dapat memicu munculnya perilaku restless legs syndrome seperti kurang tidur atau kebiasaan begadang, selain itu juga keseringan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, minuman bersoda, dll.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada pengembangan RLS:

  1. Genetika: RLS dapat diwariskan dalam beberapa kasus. Penelitian telah menunjukkan bahwa gen tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi tersebut.
  2. Disfungsi dopamin: Dopamin adalah zat kimia di otak yang terlibat dalam mengendalikan gerakan. RLS dianggap terkait dengan disfungsi dalam sistem dopamin, yang mungkin terkait dengan kekurangan zat besi atau faktor lainnya.
  3. Kekurangan zat besi: Kadar zat besi yang rendah di otak dapat memengaruhi sistem dopamin dan dapat berkontribusi pada perkembangan RLS.
  4. Kehamilan: Wanita hamil lebih mungkin mengembangkan RLS, terutama selama trimester ketiga.
  5. Penyakit kronis: Penyakit kronis tertentu seperti gagal ginjal, diabetes, dan neuropati perifer telah dikaitkan dengan RLS.
  6. Obat-obatan: Beberapa obat seperti antidepresan, antipsikotik, dan antihistamin dapat memperburuk gejala RLS.
  7. Faktor gaya hidup: Merokok, alkohol, dan konsumsi kafein dapat memperburuk gejala RLS.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang dengan RLS memiliki pemicu yang sama, dan mungkin perlu waktu dan upaya untuk mengidentifikasi faktor spesifik yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut.