Diperbarui tanggal 8/01/2022

Pengertian Instrumen Tes Esai

kategori Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran / tanggal diterbitkan 8 Januari 2022 / dikunjungi: 9.29rb kali

Pengertian instrumen tes esai

Basuki dan Hariyanto (2014) mengemukakan bahwa tes esai merupakan tes yang jawabannya diminta dalam bentuk uraian atau cerita yang umumnya jenis pertanyaan yang mengawali tes ini adalah jelaskan, bandingkan, uraikan, terangkan, dll. Sejalan dengan hal tersebut, Sudjana (2014) memberikan pengertian tes esai adalah pertanyaan-pertanyaan yang menuntut peserta didik memberikan jawaban dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Putra (2013) mengemukakan bahwa tes esai merupakan butiran soal yang didalamnya berupa pertanyaan atau tugas yang jawabannya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes secara naratif. Dengan demikian peserta didik dituntut untuk mampu megekspresikan gagasan pengetahuannya dalam bentuk bahasa tulis.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes esai merupakan instrumen tes yang berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas yang diberikan kepada peserta tes dengan jawaban secara naratif dengan menggunakan bahasa tulisan. Maka berdasarkan pengertian tes esai tersebut, tes esai berfungsi untuk mendapatkan informasi dari peserta tes sesuai dengan pengetahuannya dengan jelas secara naratif dan tertulis.

Bentuk instrumen tes esai

Instrumen tes terdiri dari beberapa bentuk seperti yang dikemukakan oleh Uno dan Koni (2014) sebagai berikut:

  1. Uraian bebas
    Tes ini merupakan tes esai (uraian) yang memberikan kebebasan bagi peserta tes untuk menuliskan gagasan dan opininya sesuai dengan hal yang diketahuinya. Tes ini tidak memberikan persyaratan tertentu dalam menjawabnya.
  2. Uraian tes terstruktur atau terbatas
    Uraian terstruktur merupakan tes esai (uraian) yang meminta peserta tes untuk menjawab pertanyaan dengan suatu persyaratan tertentu. Soal yang diberikan dalam tes ini lebih terarah dan terbatas. Bentuk tes esai ini lebih mengikat, namun lebih membantu dalam hal kemudahan memberikan skor hasil tes.
  3. Jawaban singkat
    Tes esai ini merupakan instrumen tes esai yang pertanyaannya meminta peserta tes untuk menjawab dalam jawaban yang singkat yang dapat berbentuk kata, frase, bilangan, atau simbol. Dalam tes ini diberikan pertanyaan langsung yang mengarahkan pada inti informasi yang ingin diketahui oleh pemberi pertanyaan dengan jawaban yang singkat dan jelas.
  4. Melengkapi (isian)
    Tes esai bentuk melengkapi ini hampir sama dengan tes esai jawaban singkat yang sama-sama dapat dijawab dengan bentuk kata, frase, bilangan, atau simbol. Bedanya, tes melengkapi merupakan pernyataan yang belum lengkap, sehingga menuntut peserta tes untuk melengkapi dengan jawaban yang cocok.

Kelebihan dan kekurangan instrumen tes esai

Kelebihan instrumen tes esai

Putra (2013) mengemukakan instrumen tes esai (uraian) mempunyai kelebihan sebagai berikut:

  1. Tes uraian merupakan jenis tes hasil belajar yang pembuatannya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
  2. Dengan tes uraian, dapat dicegah kemungkinan timbulnya permainan spekulasi di kalangan peserta tes
  3. Melaui butir-butir soal tes uraian, penyusunan soal akan dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan tingkat penguasaan peserta tes dalam memahami materi yang ditanyakan dalam tes tersebut
  4. Dengan tes uraian, peserta tes akan terdorong dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasa yang merupakan hasil olahannya sendiri.

Kelebihan tes esai (uraian) juga dikemukakan oleh Sudjana (2014) yaitu:

  1. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi atau yang dikenal dengan higher order thingking.
  2. Dapat mengembangkan kemampuan berahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
  3. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis
  4. Mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah (problem solving)
  5. Pembuatan soal yang relatif mudah.

Sedangkan Basuki dan Hariyanto (2014) menjabarkan kelebihan penggunaan instrumen tes esai pada proses penilaian dalam pendidikan sebagai berikut:

  1. Penyusunan butir soal yang lebih mudah dan tidak banyak memerlukan waktu
  2. Dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills)
  3. Peserta didik dituntut untuk belajar lebih mendalam, tidak sekedar menghafal atau membuat dugaan (guessing)
  4. Seluruh tataran kognitif dapat diungkapkan
  5. Kecakapan peserta didik dalam organisasi bahan ajar juga dapat diukur.

Berdasarkan paparan para ahli tentang kelebihan instrumen tes esai tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tes esai mempunyai banyak kelebihan yang mana kelebihan tersebut dirangkum sebagai berikut:

  1. Penyusunan butir soal yang lebih mudah dan waktu yang singkat
  2. Dapat mengukur kemampuan berpikir dan proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi (higher order thiking skills)
  3. Kecakapan peserta didik dalam organisasi bahan ajar juga dapat diukur.
  4. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
  5. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis
  6. Mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah (problem solving)
  7. Dengan tes uraian, dapat dicegah kemungkinan timbulnya permainan spekulasi di kalangan peserta tes
  8. Dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan tingkat penguasaan peserta tes secara rinci dalam memahami materi yang ditanyakan.
  9. Peserta tes akan terdorong dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasa yang merupakan hasil olahannya sendiri.

Kelemahan instrumen tes esai

Menurut Basuki dan Hariyanto (2014) kelemahan dari penggunaan instrumen tes esai adalah sebagai berikut:

  1. Lebih sulit dalam pemberian skor
  2. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mempertimbangkan hasilnya dengan baik
  3. Terdapat kemungkinan bahwa tes kurang merangkum keseluruhan bahan ajar.
  4. Reliabilitasnya kurang, baik dari tanggapan maupun skornya (meskipun validitasnya mungkin lebih baik)

Sedangkan menurut Sudjana (2014) kelemahan instrumen tes esai adalah sebagai berikut:

  1. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan
  2. Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja menanyakan hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya
  3. Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah peserta didiknya relatif besar.

Adapun menurut Putra (2013) kelemahan tes esai adalah sebagai berikut:

  1. Tes uraian kurang mewakili isi dan luasnya materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan kepada peserta tes, yang seharusnya diujikan dalam tes hasil belajar
  2. Cara mengkoreksi jawaban soal tes cukup sulit
  3. Terdapat kecendrungan bersifat subjektif dalam pemberian skor hasil tes uraian
  4. Pekerjaan koreksi terhadap lembar-lembar jawaban hasil tes uraian sulit untuk diserahkan kepada orang lain karena pada tes uraian, orang yang paling mengetahui jawaban yang sempurna adalah penyusun tes itu sendiri
  5. Daya ketepatan validitas dan reliabilitas tes umumnya rendah, sehingga kurang dapat diandalkan sebagai alat ukur hasil belajar yang baik.

Dari paparan kelemahan instrumen tes essai yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen tes esai mempunyai kelemahan sebagai berikut:

  1. Cara mengkoreksi jawaban dan pemberian skor yang lebih sulit
  2. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengkoreksi dan mempertimbangkan hasilnya dengan baik
  3. Terdapat kemungkinan bahwa tes kurang merangkum keseluruhan bahan ajar sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal
  4. Reliabilitasnya kurang, baik dari tanggapan maupun skornya walaupun dengan validitas yang cukup tinggi
  5. Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja menanyakan hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya
  6. Pekerjaan koreksi terhadap lembar-lembar jawaban hasil tes uraian sulit untuk diserahkan kepada orang lain karena pada tes uraian, orang yang paling mengetahui jawaban yang sempurna adalah penyusun tes itu sendiri
  7. Kurang efektif pada jumlah peserta tes yang besar.

Langkah-langkah menyusun instrumen tes esai

Pada umumnya penyusunan instrumen tes sama untuk setiap bentuk tes, perbedaannya hanya pada pemilihan dan perakitan instrumen tes yang digunakan. Maka untuk menyusun instrumen tes esai juga menggunakan langkah-langkah penyusunan instrumen tes secara umum. Kusaeri dan Suprananto (2012) menjabarkan langkah-langkah pengembangan instrumen tes, namun dikarenakan bentuk tes yang sudah ditetapkan yaitu tes esai, maka langkah-langkahnya menjadi sebagai berikut:

  1. Identifikasi tujuan pembelajaran
    Identifikasi tujuan pembelajaran merupakan langkah awal yang sangat penting dalam mengembangkan tes. Tujuan pembelajaran dapat dinyatakan secara jelas dan dapat pula dinyatakan secara implisit. Jika tujuan pembelajaran dinyatakan secara implisit maka dalam pembuatan instrumen tes haruslah merujuk pada materi yang telah diajarkan.
    Tes yang baik diturunkan dari tujuan pembelajaran yang dinyatakan secara jelas. Dengan demikian kejelasan rumusan tujuan pembelajaran akan sangat membantu agar tes benar-benar dapat menilai apa yang telah diajarkan oleh guru, di samping bisa mempermudah proses penyusunan tes. Dengan rumusan tujuan secara jelas dan eksplisit juga dapat memberikan nilai tambah karena dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.
  2. Mengembangkan spesifikasi tes
    Mengembangkan spesifikasi tes adalah kegiatan membuat kisi-kisi tes yang merupakan deskripsi mengenai kompetensi atau ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman penulisan dan perakitan tes. Kisi-kisi tes juga berfungsi sebagai terjemahan resmi terhadap indikator butir soal tentang apa yang harus ada dalam butir soal secara tepat. Kisi-kisi tes menjelaskan batasan dan rambu-rambu apa saja yang harus dipatuhi dalam penulisan butir soal.

    Kisi-kisi dapat dipecah menjadi dua bagian, yang pertama adalah pemetaan kisi-kisi dan kisi-kisi soal tes esai. Pemataan kisi-kisi merupakan patokan untuk mengembangkan kisi-kisi tes. Dari pemetaan didapatkan aspek-aspek yang hendak diukur. Secara keseluruhan spesifikasi tes atau kisi-kisi tes dapat disajikan dalam bentuk tabel yang minimal memuat komponen: kompetensi dasar, indikator, kelas/semester, materi, indikator soal dan bentuk soal. Syarat kisi-kisi tes yang baik adalah:
    1. mewakili isi kurikulum yang akan diujikan,
    2. komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami, dan
    3. soal yang dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
  3. Perakitan tes
    Merakit instrumen tes adalah menyusun soal-soal yang siap dipakai menjadi satu perangkat instrumen tes. Acuan perakitan soal adalah tujuan tes dan kisi-kisinya. Untuk memudahkan pelaksanaannya, perakitan instrumen tes harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
    1. Mengklasifikasikan soal-soal yang mengukur kompetensi dan materi yang sama yang kemudian ditempatkan dalam urutan yang sama
    2. Membuat nomor urut soal berdasarkan nomor urut pada kisi-kisi
    3. Mengecek soal-soal dalam satu paket agar terbebas dari kaidah-kaidah, seperti halnya setiap soal tidak boleh memberikan petunjuk jawaban terhadap soal lain
    4. Membuat instruksi umum dan khusus untuk mengerjakan soal
    5. Membuat format lembar jawaban
    6. Membuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiannya
    7. Menentukan besarnya bobot setiap soal.

Dalam penyusunan instrumen tes esai hendaknya memperhatikan petunjuk penyusunan seperti yang dijabarkan oleh Suyanto dan Jihad (2013) sebagai berikut:

  1. Soal hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga terdapat kesepakatan atas jawaban yang benar, dengan kata lain tidak memiliki arti ganda
  2. Tujuan dari tiap atau bagian soal hendaklah jelas, hal ini dapat dilihat pada tabel kisi-kisi
  3. Kata-kata dan bahasa yang dipilih hendaklah melahirkan pengertian yang sama dengan maksud soal, tidak meragukan, dan tidak menggunakan istilah yang belum dipahami peserta tersebut
  4. Waktu dan energi yang diperlukan sudah dipertimbangkan pada saat membuat persiapan, jangan memberi soal terlalu banyak atau terlalu luas
  5. Petunjuk tes hendaknya dibuat seara tertulis yang meliputi:
    1. waktu yang diperlukan,
    2. skor tiap atau bagian soal sehingga bobot soal diketahui,
    3. banyaknya soal
    4. Tidak boleh ada soal bersifat pilihan di antara yang ada
    5. Tes sebaiknya telah mendapatkan masukan dari sesama guru untuk melihat ketepatan format pertanyaannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga langkah penyusunan tes esai keterampilan proses sains. Langkah-langkah tersebut yaitu:

  1. mengidentifikasi tujuan pembelajaran, bertujuan untuk membantu agar tes yang dibuat dapat benar-benar menilai apa yang telah diajarkan oleh guru;
  2. mengembangkan spesifikasi tes, langkah ini merupakan pembuatan kisi-kisi yang terdiri dari pemetaan kisi-kisi dan pembuatan kisi-kisi inti;
  3. perakitan tes, merupakan langkah pembuatan dan penyusunan soal-soal tes esai.Dalam perakitan tes juga harus memperhatikan petunjuk penyusunan seperti variasi penyusunan soal, kejelasan tujuan tiap bagian soal, kejalasan kata-kata dan bahasa soal, waktu dan energi yang dibutuhkan dalam pengerjaan soal, kejelasan petunjuk tes dan hendaknya tes yang dibuat telah mendapat masukan dari sesama guru.