Diperbarui tanggal 13/01/2022

Pengertian Elearning

kategori E-Learning / tanggal diterbitkan 15 Juli 2016 / dikunjungi: 37.72rb kali

E-learning merupakan singkatan dari elektronic learning, yaitu proses pembelajaran yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bullen & Janes (2007:176) mendefinisikan e-learning sebagai pembelajaran yang terjadi ketika teknologi internet digunakan untuk memfasilitasi, menyampaikan, dan memungkinkan proses pembelajaran dengan jarak yang jauh. Definisi yang lebih umum dikemukakan oleh Freire & Pereira (2008) yaitu e-learning merupakan pembelajaran pada program pendidikan atau pelatihan melalui sarana elektronik. Naidu (2006:1) mengatakan “E-learning is commonly referred to the intentional use of networked information and communications technology in teaching and learning”.

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan demikian memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk web. Penyajian e-learning berbasis web bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi mengenai perkuliahan juga bisa real-time. Begitu juga dengan komunikasi, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. Dimana sistem e-learning tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu. Kapanpun dan dimanapun asalkan tersedia jaringan internet mahasiswa bisa mengakses sistem ini.

Hamdani dalam Rahmawati (2015:5-6) menjelaskan “pengertian e-learning sebagai media pembelajaran jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer, atau internet”. E-learning memungkinkan siswa untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Penerapan media e-learning mempunyai fungsi untuk melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut dilandasi keyakinan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan media akan mempertinggi hasil belajar siswa dan menghasilkan proses belajar lebih baik dalam tenggang waktu cukup lama. Selain itu, penggunaan internet diharapkan dapat memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa. Kondisi pembelajaran yang perlu didukung dengan penggunaan internet berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yaitu proses komunikasi dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dengan mudah dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan.

E-Learning merupakan aplikasi internet yang menghubungkan antara pendidik dan peserta didik secara online. E-Learning tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara pendidik dan peserta didik, terutama dalam hal waktu, ruang, kondisi dan keadaan. Melalui E-Learning maka pendidik dan murid tidak harus berada dalam satu dimensi ruang dan waktu. Proses pendidikan dapat berjalan kapan saja dengan mengabaikan kedua hal tersebut (Darmawan, 2014:10).

E-Learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui Teknologi Informasi. E-Learning perlu diciptakan seolah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan dalam sistem digital melalui internet. Keunggulan-keunggulan E-Learning yang paling menonjol adalah efisiensinya dalam penggunaan waktu dan ruang. Pendidikan berbasis teknologi informasi cenderung tidak lagi bergantung pada ruang dan waktu. Tak ada halangan berarti untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar lintas daerah bahkan lintas negara (Darmawan, 2011:12).

Media e-learning merupakan sumber belajar yang memiliki jangkauan luas dan tidak terbatas ruang maupun waktu. Kelebihan penggunaan e-learning antara lain:

  1. menghemat waktu proses belajar mengajar,
  2. mengurangi biaya perjalanan,
  3. menghemat biaya pendidikan (infrastruktur, peralatan, buku),
  4. menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,
  5. melatih siswa lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Belajar dengan e-learning juga akan meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, karena mereka lebih mudah bereksplorasi untuk menemukan bahan ajar sehingga diharapkan prestasi belajar siswa lebih optimal dan standar kompetensi pembelajaran tercapai. Menurut Rusman (2013:293) menyatakan “E-Learning adalah segala aktivitas belajar yang menggunakan bantuan teknologi elektronik. E-learning juga dapat diaplikasikan dalam pendidikan konvesional dan pendidikan jarak jauh. E-learning tidaklah sama dengan pembelajaran konvensional”. Lebih lanjut Rusman menyatkan E- Learning memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut:

  1. Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list atau buku tamu.
  2. Independency (Kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar, dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa(student-centered learning).
  3. Accessibility (Aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah di akses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
  4. Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran,presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.

Keempat karakteristik diatas merupakan hal yang membedakan E-Learning dengan kegiatan pembelajaran secara konvensional. Dalam E-Learning, daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi bergantung kepada instruktur/guru, karena siswa mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang disampaikanmelalui interface situs web.Dalam E-learning pula, sumber ilmu pengetahuan tersebar dimana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat media internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi didalamnya. Terakhir, dalam E-Learning pengajar/lembaga pendidikan berfungsi sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan.


Aktivitas e-learning dapat diklasifikasikan menurut waktu pelaksanaan pembelajaran (Clark & Mayer dalam Klinger, 2008:179) yaitu:

  1. Synchronous e-learning  dimana pendidik dan peserta didik terlibat dalam aktivitas pembelajaran pada waktu yang sama, sebagai contoh : Video konferensi, chatting, dan video real-time.
  2. Asynchronous e-learning dimana pendidik dan tenaga pendidik terlibat dalam aktivitas pembelajaran pada waktu yang berbeda, sebagai contoh: dengan mengirim/menyediakan materi ajar, aktivitas dalam forum, blog, atau wiki, melalui email dan file sharing.

Yang perlu menjadi perhatian pada saat penerapan e learning dalam dunia pendidikan yaitu kegagalan implementasi e-Learning pada umumnya bukan karena masalah tools, software atau infrastruktur. Tapi kebanyakan karena human factor, karena beratnya perubahan kultur kerja dan tidak adanya kemauan untuk knowledge sharing. Agar didapat hasil yang diinginkan dalam mengimplementasikan e-learning dalam pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. E-Learning harus didesain untuk dapat memberikan nilai tambah secara formal dan nonformal untuk pengguna.
  2. Terapkan blended Learning terlebih dahulu pada masa sosialisasi, untuk melatih pengguna dalam e-life style.
  3. Proyek e-Learning merupakan institution initiative dan bukan hanya HRD initiative
  4. Jadikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak hanya object semata.