Diperbarui tanggal 22/02/2023

Pendidikan Kewirausahaan

kategori Pendidikan Dasar / tanggal diterbitkan 22 Februari 2023 / dikunjungi: 5.91rb kali

Pengertian Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausaha atau pengusaha yang sukses. Dalam pendidikan kewirausahaan, peserta didik diajarkan tentang berbagai aspek yang terkait dengan memulai, mengembangkan, dan menjalankan bisnis, seperti perencanaan bisnis, manajemen keuangan, pemasaran, manajemen operasional, dan pengembangan produk.

Selain itu, pendidikan kewirausahaan juga mengajarkan tentang sikap kewirausahaan yang diperlukan untuk menjadi sukses sebagai seorang wirausaha, seperti kreativitas, inovasi, rasa ingin tahu, ketekunan, ketangguhan, dan kemampuan untuk mengambil risiko. Melalui pendidikan kewirausahaan, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensi diri sebagai wirausaha, menghasilkan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi juga menawarkan program khusus dalam bidang kewirausahaan yang dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih spesifik dalam menjalankan bisnis

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan. Definisi kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mampu menghadapi masalah dan memanfaatkan peluang, maka pendidikan kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan lembaga pendidikan untuk menanamkan pengetahuan, nilai, jiwa dan sikap kewirausahaan kepada siswa dan peserta didik guna membekali diri menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan inovatif. Hal ini juga bertujuan untuk menciptkan wirausaha-wirausaha baru yang handal dan berkarakter dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pendidikan kewirausahaan adalah senjata penghancur pengangguran dan kemiskinan, dan menjadi tangga menuju impian setiap masyarakat untuk mandiri secara finansial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran individu, sekaligus ikut membangun kesejahteraan masyarakat Jamal Ma’mur Asmani dalam Yunita Widyaning Astiti (2014). Pemerintah telah mengeluarkan Intruksi Presiden No 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan.Instruksi ini mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan.Banyaknya wirausaha merupakan salah satu penopang perekonomian nasional sehingga harus diupayakan untuk ditingkatkan terus-menerus.

Menurut Bukirom dkk (2014) pendidikan keewirausahaan adalah proses belajar dari seorang mahasiswa baik melalui kegiatan forma, pelatihan, workshop, seminar, lokakarya dan lain tentang kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan mengajarkan penanaman nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha agar peserta didik dapat mandiri. Pendidikan kewirausahaan juga mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi kewirausahaan yang nantinya akan membawa manfaat besar bagi kehidupannya.

Keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak mungkin diraih dengan begitu saja, tetapi harus melalui tahapan. Secara umum keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi kegagalan tanpa kehilangan semangat. Dalam konteks ini keberhasilan merupakan output ataupun hasil yang didapat dari suatu pembelajaran yaitu pendidikan kewirausahaan.
Keberhasilan seorang wirausaha biasanya erat kaitannya dengan hal-hal berikut, jujur, disiplin dan berani dan dapat melaksanakan prinsip managemen yang baik. Hal-hal yang menyebabkan kegagalan antara lain, tidak ada perencanaan yang matang, bakat yang tidak cocok, kurang pengalaman, tidak mempunyai semangat berwirausaha, kurangnya modal, lemahnya pemasaran, dan tidak mempunyai etos kerja yang tinggi. Sehingga dalam proses pendidikan kewirausahaan mahasiswa diberikan motivasi agar mempunyai jiwa kewirausahaan.
Kriteria keberhasilan pendidikan kewirausahaan, adalah memiliki kemandirian yang tinggi, memiliki kreatifitas yang tinggi, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi, memiliki keterampilan/skill berwirausaha, memahami konsep-konsep kewirausahaan dan memiliki karakter pekerja keras.

Sasaran dan Asas Pendidikan Kewirausahaan

Menurut Basrowi (2011) kewirausahaan memiliki asas dan sasaran yang akan dicapai.Sasaran kewirausahaan adalah sebagai berikut:

  1. Para generasi muda pada umumnya anak-anak sekolah, anak putus sekolah dan calon wirausaha.
  2. Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil dan koperasi.
  3. Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha BUMN, organisasi dan kelompok-kelompok masyarakat.

Menurut Basrowi (2011) asas kewirausahaan adalah sebagai berikut:

  1. Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan bisnis yang sehat
  2. Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif
  3. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan serta keberanian mengambil risiko bisnis.

Indikator Pendidikan Kewirausahaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Indikator adalah variabel kendali yang bisa dipakai mengukur perubahan yang terjadi kepada suatu kejadian maupun kegiatan. Indikator yang dapat mengukur variabel pendidikan kewirausahaan menurut Bukirom dkk (2014) adalah sebagai berikut:

  1. Metode yang digunakan dalam pendidikankewirausahaan.
  2. Materi kewirausahaan yang diberikan dalam pendidikankewirausahaan
  3. Tujuan dari pengajaran pendidikan kewirausahaan dalam menumbukan niat wirausaha.
  4. Pendidikan kewirausahaan tumbuhkan kesadaran adanya peluangbisnis.

Dari pemaparan 4 indikator pendidikan kewirausahaan menurut Bukirom dkk yaitu metode pendidikan, materi pendidikan kewirausahaan, tujuan pengajaran, dan pendidikan menumbuhkan kesadaran peluang bisnis.

Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, baik pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial, pada dasarnya mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Begitupun dengan ilmu yang satu ini memberikan secercah harapan, bahwa setelah mempelajarinya diharapkan mampu menggugah motivasi untuk dapat berbuat dan bertindak baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Dewasa ini sudah menjadi rahasia umum bahwa tingkat pengangguran profesional (lulusan sarjana) di Indonesia sudah cukup memperhatikan, hal ini perlu disikapi dengan serius dengan menciptakan berbagai pola pengajaran dan pelatihan serta mensinergiskan kurikulum yang ada dengan kebutuhan keahlian yang di terima oleh masyarakat. Salah satu ilmu yang dapat memberikan bekal agar peserta didik mempunyai sikap wirausaha. Dalam Suryana (2003) disebutkan “ Ilmu Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan prilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya”.

Berdasarkan hal tersebut, maka sudah waktunya bagi kita untuk memberikan yang terbaik bagi para peserta didik yang sedang menuntut ilmu untuk dapat memberikan bekal keilmuan yang dapat membantu peserta didik untuk dapat mengaktualisasikan dirinya di masyarakat, dan tidak menjadi beban bagi masyarakat (menganggur). Melihat dari perkembangannya, ilmu tentang kewirausahaan sudah banyak diberikan dan dipelajari terutama di negara-negara yang notabennya sudah berkembang dan maju baik teknologi maupun tingkat kesejahteraan masyarakatnya, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suryana (2003).

Sejak awal abad ke 20 kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara.Misalnya di Belanda dikenal dengan “Ondememer”, di Jerman dikenal dengan “Untemehmer”. Di beberapa negara kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembelian, penjualan, pemasaran, dan lain-lain. Kemudian pada tahun 1950-an pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Canada. Bahkan sejak tahun 1970-an banyak Universitas yang 17 mengajarkan “Entrepreneurship”. Di Indonesia pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.Pada zaman dahulu, ilmu kewirausahaan hanya dapat dipelajari dengan pengalaman di lapangan (langsung praktek) berdagang/berbisnis, seperti halnya yang dilakukan para pengusaha terdahulu yang sudah menyandang sukses dari pengalaman yang mereka kemukakan dalam setiap kegiatan seminar, ternyata pengalaman tersebut bisa dijadikan sebagai teori dan dapat dipraktekan.

Sesuai dengan uraian tersebut di atas, dan melihat perkembangan pendidikan dewasa ini terutama di Kabupaten Bandung, selain banyak perguruan tinggi yang sudah memberikan pendidikan kewirausahaan baik dalam bentuk mata kuliah, pelatihan atau dalam bentuk lainnya, kewirausahaan diajarkan pula di sekolah menengah kejuruan (SMK). Dalam penjelasan UU Sisdiknas pasal 15 memaparkan bahwa pendidikan umum pada pendidikan menengah mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Kemudian dijelaskan pula bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. Untuk melaksanakan pola dasar pembelajaran Kewirausahaan berarti pihak sekolah harus menyiapkan konsepsi pembelajaran teori, praktek dan implementasi yang akan dilaksanakan melalui pendidikan, pelatihan, bimbingan, pembinaan dan konsultasi tentang kewirausahaan.

Pendidikan kewirausahaan di sekolah dilaksanakan dalam waktu yang terbatas, siswa harus menghasilkan sesuatu. Kemampuan berpikir dan kemampuan bekerja keras hanya akan bermanfaat apabila siswa dapat memanfaatkan komitmtn tinggi tepat waktu untuk menghasilkan sesuatu.