Diperbarui tanggal 7/08/2022

Pedada

kategori Flora dan Fauna / tanggal diterbitkan 7 Agustus 2022 / dikunjungi: 3.08rb kali

Tumbuhan pedada (S. caseolaris)

Tumbuhan pedada merupakan nama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tumbuhan pedada ini hanya dapat tumbuh pada daerah tepi laut yang memiliki kadar air yang kurang asin. Tumbuhan pedada umumnya tumbuh di tempat yang berlumpur dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Tumbuhan pedada memiliki sistem perakaran yang sangat kuat sehingga berpotensi untuk menahan ombak air laut sehingga banyak dijumpai ditepi laut (Noor, 2012:130).

Klasifikasi tumbuhan pedada menurut Tjitrosoepomo (2013:213) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Sonneratiaceae
Genus : Sonneratia
Spesies : Sonneratia caseolaris (L.) Engl.

Tumbuhan pedada merupakan tumbuhan yang berbatang tinggi dan besar biasanya dapat mencapai ketinggian 15 m, memiliki percabangan yang banyak. Karena tumbuh di tepi laut maka tumbuhan ini memiliki akar yang terlihat di permukaan tanah yang biasanya disebut dengan akar nafas vertikal yang berbentuk seperti kerucut yang mana akar nafas tersebut dapat mencapai ketinggian 1 m. Tumbuhan pedada memiliki bentuk daun bulat memanjang dengan ujung membundar, tangkai daun memiliki warna kemerahan. Ukuran daun berbeda-beda berkisar antara 5-13 x 2-5 cm (Noor, 2012:130). Berikut adalah Gambar 2.1 menunjukkan pohon pedada yang ada di Tanjung Jabung Barat.

Pohon Pedada

Buah pedada berbentuk seperti bola, pada bagian ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Ukuran buah pedada ini cukup besar dan memiliki bagian yang runcing di atasnya sehingga bentuknya menyerupai gasing. Jumlah bijinya lebih banyak yaitu berkisar antara 800-1200 butir. Dan buah pidada biasanya berukuran diameter 6-8 cm (Noor, 2012:130). Berikut adalah Gambar 2.2 menunjukkan bentuk buah pedada.

buah pedadabuah pedada

Buah Pedada

Tumbuhan pedada (S. caseolaris) memiliki nama yang berbeda-beda berdasarkan daerahnya. Barembang (Sumatera Timur), rambai atau perpat merah (Banjarmasin), bogem (Sunda), bidada atau posi-posi merah (Ternate), betah (Jawa), bughem atau boghem (Madura), wahat merah (Ambon), padada (Sulawesi). Nama-nama tersebut hanya berdasarkan kebiasaan-kebiasaan masyarakat sekitar menyebutnya dalam kehidupan sehari-hari (Nurwati, 2011:25).

Buah pedada merupakan salah satu tumbuhan mangrove yang tumbuh melimpah di daerah pesisir pantai Indonesia. Kelimpahan buah pedada belum dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar secara maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwabuah pedada memiliki kandungan kadar karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sebesar 77,57%, diikuti dengan kadar proksimat lainnya seperti protein sebesar 9,21%, lemak 9,21% dan abu 8,40% (Manalu, 2013: ). Selain kandungan tersebut buah pedada juga mengandung beberapa vitamin.

  1. Vitamin B1 (mg/100 g) : 5,04 %
  2. Vitamin B2 (mg/100 g) : 7,65 %
  3. Vitamin C (mg/100 g)   : 56,74 %

Buah pedada memiliki kulit yang berwarna hijau, semakin tua buah pedada warnanya akan semakin memudar. Kandungan air akan semakin banyak seiring dengan menuanya buah pedada sehingga buah pedada akan mudah busuk. Kulit buah pedada merupakan bagian dari tanaman pedada yang mengandung antioksidan yang cukup tinggi (Sukmadi, 2008:51).

Kulit buah pedadaKulit buah pedada

Terdapat banyak tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antioksidan, salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi adalah pedada. Tumbuhan pedada memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin dan fenol (Avenido and Serrano, 2011: 21). Secara tradisional ekstrak buah pidada sudah dimanfaatkan sebagai antiseptik mengobati beberapa penyakit seperti terkilir dan mencegah pendarahan (Elsa, 2011).

Masyarakat sekitar secara tradisional memanfaatkan buah pedada sebagai ramuan bedak dingin (Hyne, 2003; Nurdia, 2017 :11). Selain sebagai bedak dingin buah pedada juga dimanfaatkan sebagai tepal atau pengobat luka, memar, bengkak, dan terkilir, selain itu daun dari buah pedada ini jika dihancurkan dapat dimanfaatkan sebagai obat cacar (Duke, 2013; Nurdia, 2017:11).

Kandungan Kimia Buah Pedada

Buah pedada (S. caseolaris) memiliki kandungan beberapa senyawa kimia seperti steroid, flavonoid dan triterpenoid (Ahmed, dkk. 2010:171-173). Steroid merupakan hasil modifikasi triterpenoid tetrasiklik. Steroid banyak ditemukan dalam bentuk saponin. Diosgenin termasuk saponin steroid yang dihasilkan pada hidrolisis saponin komplek disokin yang biasanya ditemukan pada tanaman. Diosgenin mengandung struktur kimia yang menjadi kerangka dasar pada sintesis obat steroid (Raharjo, 2013:162-163).

Senyawa triterpenoid sering ditemukan dalam bentuk saponin. Senyawa saponin memiliki sifat yang dapat menyebabkan haemolisis dengan cara meningkatkan permeabilitas membran plasma. Senyawa triterpenoid merupakan senyawa yang mampu digunakan sebagai obat ( Raharjo, 2013:159-161). Flavonoid merupakan bahan alami yang banyak terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, namun tidak menutup kemungkinan terdapat pada tumbuhan tingkat rendah seperti alga. Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat antioksidan. Selain sebagai antioksian flavonoid juga berfungsi sebagai anti-inflamasi, anti-hepatotoksik, anti-tumor, anti-mikrobia, dan anti-virus (Nahar & Sarker, 2009:521-524). Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik yang paling banyak ditemukan di alam. Flavonoid biasanya ditemukan pada tumbuhan yang tersebar pada bagian buah, biji, bunga, daun, batang, kulit kayu, dan akar, selain itu flavonoid juga memiliki peran sebagai pemberi warna pada buah-buahan, bunga dan daun (Raharjo, 2013:111-120).