Diperbarui tanggal 30/Nov/2021

Model Pembelajaran Project Based Learning

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 29 November 2021 / dikunjungi: 8.35rb kali

Pengertian

Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata. PjBL dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi dalam perancangan produk. PjBL merupakan model pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks, Kemdiknas (2013). Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, member kesepatan siswa bekerja secara otonom dalam mengontruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata, Thomas dalam Wena (2011:145).

Pada PjBL, peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru dalam bentuk suatu proyek. Peserta didik aktif mengelola pembelajarannya dengan bekerja secara nyata yang menghasilkan produk riil. PjBL dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan peserta didik lebih kolaboratif daripada bekerja sendiri-sendiri. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa, Gaer dalam Wena (2011:145)

Manfaat Pembelajaran Project Based Learning

Didalam Implementasi Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kemdikbud dijelaskan bahwa manfaat pembelajaran berbasis proyek (PjBL) diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
  2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.
  3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.
  4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas.
  5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.

Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning

MacDonell menjelaskan bahwa model pembelajara ini memiliki tujuh karakteristik sebagai berikut:

  1. Melibatkan secara langsung siswa dalam pembelajaran
  2. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata
  3. Dilaksanakan dengan berbasis penelitian
  4. Melibatkan berbagai sumber belajar
  5. Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan
  6. Dilakukan dari waktu ke waktu
  7. Diakhiri sebuah produk tertentu

Senada dengan karakteristik di atas, kemendikbud (2013) menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memiliki karakteristik sebagai berikut

  1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
  2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
  3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan
  4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan
  5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu
  6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan
  7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif dan
  8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Langkah-Langkah Pembelajaran Project Based Learning

Dalam PjBL, peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.

Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Penentuan proyek
    Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
  2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
    Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
  3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
    Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
  4. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
    Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek di antaranya adalah dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi, d) interviu, e) merekam, f) berkarya seni, g) mengunjungi objek proyek, atau h) akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas proyek.
  5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
    Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.
  6. Evaluasi proses dan hasil proyek
    Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Project Based Learning

  1. Kelebihan
    Menurut Moursund (dalam Sutirman 2013:5) keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:
    1. Meningkatkan motivasi.
      Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih menyenangkandaripada komponen kurikulum yang lain.
    2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
      Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan proyek-proyekyang kompleks.
    3. Meningkatkan kecakapan kolaboratif.
      Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan . Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif.
    4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
      Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran berbais proyek (PjBL) yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
  2. Kekurangan
    Kekurangan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah sebagai berikut:
    1. Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
    2. Banyak orang tua siswa yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
    3. Banyak pengajar merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana pengajar memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi pengajar yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
    4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan