Diperbarui tanggal 2/01/2022

Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 29 November 2021 / dikunjungi: 31.50rb kali

Pendahuluan

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (Slavin, 2005) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. STAD (Student Team Achievement Divisions) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.

Konsep pembelajaran kooperatif merupakan ide pembelajaran yang telah lama di pikirkan. Ide ini bermula pada awal abad pertama, seseorang filosof berpendapat bahwa untuk dapat belajar seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Hasil pembelajaran kooperatif sekarang sedang berkembang pesatdi Amerika Serikat yang mulai dari sekolah dasar sampai perguruantinggi. Strategi pembelajaran ini dapat membangkitkan siswa yang aktifbelajar. Pembelajaran kooperatif adalah suatu kumpulan strategi pembelajaran yang digunakan untukmembantu siswa untuk menemukan ilmu pengetahuan yang spesifik danmemberikan masukan antar personal dalam grup. Sedangkan menurutSlavin dalam disertasinya Hartati (1997:22) mengatakan bahwa pendekatan konstruktivis menerapkan pembelajaran kooperatif secaraintensif atas dasar teori bahwa siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Thompson dalam disertasinya Hartati (1997:22), mengatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bekerja sama dalamkelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akedemik danketerampilan antar pribadi. Dari berbagai uraian yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif suatu strategi pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat saling bantu membantu antar anggota dalam kelompoknya untuk mencapai kemajuan kelompoknya.

Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe STAD

Menurut Slavin (2015), student team achivement division (STAD) terdiri dari lima komponen utama, yaitu :

  1. Prestasi kelas
    Model pembelajaran pada tipe student team achivement divisions pada awalnya diperekenalkan dalam prestasi kelas. Bedanya prestasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa prestasi tersebut harus benar-benar terfokus pada unit student team achivement divisions. Dengan cara ini para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memperhatikan penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu siswa dalam mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka
  2. Tim
    Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling bergbagai tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas dan satu lembar lembar dikumpul sebgai hasil kerja kelompok
  3. Kuis
    Setelah sekitar satu atau dua periode guru melakukan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual yang memehami materinya.
  4. Skor kemajuan individu
    Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada siswa tujuan kinerja yang akan didapat apabila mereka bekerja dengan giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya
  5. Rekognisi tim (penghargaan kelomopok)
    Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Pemberian penhargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain dengan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD di kembangkan oleh Robert E. Slavin, di mana pembelajaran tersebut mengacu pada belajar kelompok peserta didik. Dalam satu kelas peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan anggota empat sampai lima orang, setiap kelompok haruslah heterogen. Slavin ( 2006:5-7 ) mengemukakan bahwa secara garis besar tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

  1. Tahap Penyajian Materi
    Pada tahap ini, guru mulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus serta memotivasi rasa keingintahuan peserta didik mengenai topik/materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan apersepsi yang bertujuan mengingatkan peserta didik terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari agar peserta didik dapat menghubungkan meteri yang akan diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki. Teknik penyajian materi pelajaran dapat dilakukan dengan cara klasikal ataupun melalui diskusi. Mengenai lamanya presentasi dan berapa kali harus dipresentasikan bergantung kepada kekompleksan materi yang akan dibahas.
  2. Tahap kerja Kelompok
    Pada tahap ini peserta didik diberikan lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok ini, peserta didik saling berbagi tugas dan saling membantu penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang akan dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok.
  3. Tahap Tes Individual
    Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang akan dicapai diadakan tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas, tes individual biasanya dilakukan setiap selesai pembelajaran setiap kali pertemuan, agar peserta didik dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok Skor perolehan individu ini dikumpulkan dan diarsipkan untuk digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.
  4. Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu
    Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan skor awal. Perhitungan skor perkembangan individu dimaksudkan agar peserta didik terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya,
  5. Tahap Penghargaan Kelompok
    Pada tahap ini perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing skor perkembangan individu kemudian dibagi sesuai jumlah anggota kelompoknya. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan rata-rata, penghargaan dikategorikan kepada kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Slavin, R.E. (2009:160).

Menurut Rusman (2010:215-216) langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
    1. Materi
      Materi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
    2. Menetapkan Siswa dalam Kelompok
      Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih teman yang disenangi saja. 

      Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut :
      1. Merangking Siswa
        Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes.
      2. Menentukan Jumlah Kelompok
        Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk.
      3. Membagi Siswa dalam Kelompok
        Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok-kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian, tingkat hasil belajar rata-rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
      4. Mengisi Lembar Rangkuman Kelompok
        Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD).
    3. Menentukan Skor Awal
      Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru sebelum model pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.
    4. Kerjasama Kelompok
      Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok. 
    5. Jadwal Aktivitas
      Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
  2. Mengajar
    Setiap model pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
    1. Pendahuluan
      1. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
      2. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.
    2. Pengembangan
      1. Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.
      2. Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
      3. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
      4. Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
      5. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
    3. Praktek Terkendali
      1. Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
      2. Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
      3. Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.
    4. Kegiatan Kelompok
      1. Pada hari pertama kegiatan kelompok model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
        1. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
        2. Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran.
        3. Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
        4. Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
      2. Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
        1. Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
        2. Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.
        3. Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknyabertanggung jawab untuk menjelaskan.
        4. Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisidan dipelajari. Dengan demikian, setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
      3. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
      4. Kuis atau Tes
        Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
      5. Penghargaan Kelompok
        1. Menghitung skor individu dan kelompok
          Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.
        2. Menghargai hasil belajar kelompok
          Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
      6. Mengembalikan Kumpulan Kuis yang Pertama
        Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa.

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif STAD

Soewarso (1998:23) kelemahan dan keunggulan yang mungkin terjadi dalam model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

  1. Pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil.
  2. Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri.
  3. Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi.
  4. Pembelajaaran kooperatif tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepet.
  5. Penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya meskipun banyaknya kelemahan yang timbul.

Soewarso (1998:22) pembelajaran kooperatif juga memiliki keuntungan. Keuntungan ini meliputi:

  1. Pelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
  2. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
  3. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
  4. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
  5. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
  6. Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya
  7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi kelemahan-kelemahan, pelaksanaan pembelajaran kooperatif tidak digunakan untuk pelajaran akuntansi setiap hari. Pelaksanaannya dapat dilaksanakan satu bulan hanya beberapa kali. Untuk mengejar materi dapat dilakukan pembelajaran ceramah. Sedangkan dari keuntungan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi seluruh anggota untuk mampu bekerjasama, bersosialisasi antar teman, belajar untuk saling berbagi pengetahuan dengan sesama anggota kelompoknya.