Diperbarui tanggal 30/Des/2021

Metode pembelajaran The Learning Cell

kategori Metode Pembelajaran / tanggal diterbitkan 30 Desember 2021 / dikunjungi: 3.64rb kali

Pengertian Metode pembelajaran The Learning Cell

The learning cell merupakan salah satu metode pembelajaran yang membantu siswa belajar dengan lebih efektif. The learning cell ini dikembangkan oleh Goldschmid (1971) di Lausanne. The learning cell atau peserta didik berpasangan adalah suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama (Suprijono, 2009). The learning cell adalah salah satu cara dari pembelajaran kelompok, khususnya kelompok kecil. Dalam pembelajaran ini siswa diatur berpasanganpasangan. Salah seorang diantaranya berperan sebagai tutor, fasilitator/pelatih ataupun konsultan bagi seorang lagi. Orang yang kedua ini berperan sebagai siswa, peserta latihan ataupun seorang yang memerlukan bantuan. Setelah selesai, maka giliran peserta kedua untuk berperan sebagai tutor, fasilitator ataupun pelatih dan peserta pertama menjadi siswa ataupun peserta latihan.

Tahapan Metode Pembelajaran The learning cell

Suprijono (2009) mengemukakan langkah-langkah metode pembelajaran the learning cell adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai persiapan,siswa diberi tugas membaca suatu bacaan kemudian menulis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau materi terkait lainnya.
  2. Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan dijawab oleh siswa B.
  3. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah dilakukan koreksi atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.
  4. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.
  5. Selama berlangsung Tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain sambil memberi masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.

Zaini, dkk (2008) juga mengutarakan 5 langkah-langkah metode pembelajaran The Learning Cell sama seperti diatas. Namun, menurut Zaini, dkk metode pembelajaran The Learning Cell ini dapat dimodifikasi dalam bentuk lain. Salah satu bentuk variasi lain metode ini setiap siswa (atau mempersiapkan) materi yang berbeda. Dalam contoh seperti ini, A “mengajar” B pokok-pokok dari yang ia baca, kemudian meminta B untuk bertanya kemudian mereka berganti peran dan begitu seterusnya.

Kelebihan Metode pembelajaran The Learning Cell

Metode pembelajaran the learning cell memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh metode pembelajaran berpasangan lainnya. Beberapa hal yang menjadi kelebihan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran the learning cell diantaranya adalah sebagai berikut Nadifah dalam Evia dkk (2011) :

  1. Siswa lebih siap dalam menghadapi materi yang akan dipelajari karena siswa telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari melalui berbagai sumber diantaranya buku, internet, guru, dan orang yang ahli dibidang materi tersebut.
  2. Siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran, karena pembelajaran ini menggunakan teman sebaya dalam proses pembelajarannya. Siswa yang ditutori tidak akan segan-segan dalam memberikan pertanyaan yang tidak dipahami. Sebaliknya bagi siswa tutor selainpengetahuannya bertambah, kemampuan dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan pada teman sebaya meningkat.
  3. Siswa aktif dalam pembelajaran baik sebelum dan sesudah pembelajaran itu sendiri maupun pada saat pembelajaran. Hal itu terjadi karena siswa diberi panduan untuk mencari materi sendiri pada saat setelah atau sebelum pembelajaran dari berbagai sumber, sedang pada saat pembelajaran siswa yang menjelaskan kembali materi yang diperoleh kepada siswa.
  4. Kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sangat besar karena siswa dituntut memperoleh informasi sebelum dan setelah pembelajaran kemudian mengkomunikasikan kembali materi yang diperoleh pada siswa lainnya pada saat pembelajaran berlangsung.
  5. Hubungan sosial siswa semakin baik, antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan orang lainnya. Dalam kelas berorientasi pada siswa, tiap siswa merupakan seorang siswa sekaligus pengajar. Memberi siswa peluang untuk saling belajar akan membantu mereka mempelajari budaya lain, mendalami gaya hidup yang berbeda. Pengalaman ini juga memacu sebuah langkah awal penting untuk bisa memahami dan dipahami siswa lain.

Jarolimek & Parker (1993) mengatakan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

  1. Saling ketergantungan yang positif;
  2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu;
  3. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas;
  4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan;
  5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; dan
  6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Metode pembelajaran yang diterapkan Suprijono lebih mudah dipahami penerapannya, namun terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki metode pembelajaran The learning Cell oleh Zaini dkk diantaranya sebagai berikut:

  1. Siswa lebih siap dalam menghadapi materi yang akan dipelajari karena siswa telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari melalui berbagai sumber diantaranya buku, internet, guru, dan orang yang ahli dibidang materi tersebut.
  2. Siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran, karena pembelajaran ini menggunakan teman sebaya dalam proses pembelajarannya. Siswa yang ditutori tidak akan segan-segan dalam memberikan pertanyaan yang tidak dipahami. Sebaliknya bagi siswa tutor selainpengetahuannya bertambah, kemampuan dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan pada teman sebaya meningkat.
  3. Siswa aktif dalam pembelajaran baik sebelum dan sesudah pembelajaran itu sendiri maupun pada saat pembelajaran. Hal itu terjadi karena siswa diberi panduan untuk mencari materi sendiri pada saat setelah atau sebelum pembelajaran dari berbagai sumber, sedang pada saat pembelajaran siswa yang menjelaskan kembali materi yang diperoleh kepada siswa.
  4. Kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sangat besar karena siswa dituntut memperoleh informasi sebelum dan setelah pembelajaran kemudian mengkomunikasikan kembali materi yang diperoleh pada siswa lainnya pada saat pembelajaran berlangsung.
  5. Hubungan sosial siswa semakin baik, antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan orang lainnya. Dalam kelas berorientasi pada siswa, tiap siswa merupakan seorang siswa sekaligus pengajar. Memberi siswa peluang untuk saling belajar akan membantu mereka mempelajari budaya lain, mendalami gaya hidup yang berbeda. Pengalaman ini juga memacu sebuah langkah awal penting untuk bisa memahami dan dipahami siswa lain.

Langkah-langkah Metode Pembelajaran The Learning Cell

Suprijono (2009) mengemukakan langkah-langkah metode pembelajaran The learning cell adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai persiapan,siswa diberi tugas membaca suatu bacaan kemudian menulis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau materi terkait lainnya.
  2. Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan dijawab oleh siswa B.
  3. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah dilakukan koreksi atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.
  4. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.
  5. Selama berlangsung Tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain sambil member masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.