Diperbarui tanggal 13/01/2022

Metode Pembelajaran Brainstorming

kategori Metode Pembelajaran / tanggal diterbitkan 13 Januari 2022 / dikunjungi: 5.98rb kali

Pengertian Metode Pembelajaran Brainstorming

Brainstorming atau curah pendapat atau sumbang saran merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan Alex F. Osborn yang dapat diterapkan untuk memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil (sekitar 4 sampai 7 orang) dengan menggali gagasangagasan sebanyak mungkin dari anggota kelompok (Tracy, 2007:295). Menurut Pardiyono (2010:18) metode brainstorming adalah metode penyelesaian masalah yang dapat merangsang berpikir dalam menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Akan tetapi guru dapat menggambarkan bahwa yang diminta adalah buah pikiran dengan alasan-alasan yang rasional. Aktivitas guru adalah memberikan sedikit orientasi untuk mengantarkan siswa masuk ke dalam topik pembelajaran. Para guru disarankan agar mengaitkan topik yang akan dipelajari ke dalam realita hidup sehari-hari, Brainstorming adalah metode yang dilaksanakan oleh guru dengan cara melontarkan suatu permasalahan di kelas, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat maupun komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Dalam pelaksanaan metode ini, tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar atau salah. Guru hanya menampung semua pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat giliran (Roestiyah, 2008:73-74).

Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya maupun mengemukakan masalah baru. Mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya (Roestiyah, 2008:74).  Menurut Dananjaya (2010:81) terdapat dua prinsip dasar dalam brainstorming, yaitu:

  1. Kuantitas melahirkan kualitas
    Ide paling baik (berkualitas) adalah ide yang mendapatkan sebanyakbanyaknya dukungan peserta. Tahap awal adalah tahap mencurahkan gagasan dengan prinsip memecahkan tantangan tidak hanya dengan satu atau dua ide saja.
  2. Menunda penilaian
    Sebagai anggota kelompok yang masih mencurahkan gagasan atau idenya, tidak boleh diinterupsi atau disanggah.

Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Brainstorming

Menurut Mukrimah (2014:100) langkah-langkah dari kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode brainstorming adalah sebagai berikut:

  1. Pemberian Informasi dan Motivasi
    Pada tahap ini guru menjelaskan masalah yang akan dibahas, kemudian mengajak siswa agar aktif dalam memberian tanggapan.
  2. Identifikasi
    Siswa diajak memberikan saran/tanggapan sebanyak-banyaknya. Semua saran ditampung, ditulis dan tidak boleh dikritik. Namun, pemimpin kelompok dan peserta diperbolehkan mengajukan pertanyaan untuk meminta penjelasan.
  3. Klasifikasi
    Semua saran dan masukan yang telah ditulis selanjutnya dikelompokkan berdasarkan struktur atau faktor-faktor lain yang telah disepakati bersama sebelumnya.
  4. Verifikasi
    Semua kelompok secara bersamaan meninjau ulang kembali saran yang telah diklasifikasikan. Setiap saran diuji relevansinya dengan permasalahan. Apabila terdapat saran yang sama maka diambil salah satunya dan saran yang tidak relevan bisa dicoret. Pemberi saran bisa dimintai argumentasinya.
  5. Konklusi (Penyepakatan)
    Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butirbutir alternativ pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua setuju dan puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming

Menurut Roestiyah (2008:74) metode brainstorming memiliki banyak keunggulan seperti:

  1. Anak-anak berpikir untuk menyatakan pendapat.
  2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
  3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
  4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
  5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
  6. Terjadi persaingan yang sehat.
  7. Anak merasa bebas dan gembira.
  8. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Roestiyah (2008:75) juga mengatakan bahwa metode brainstorming juga memiliki kelemahan yang perlu diatasi, yaitu:

  1. Guru kurang memberi waktu yang cukup baik kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
  2. Anak yang kurang selalu ketinggalan.
  3. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli dengan anak yang pandai saja.
  4. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
  5. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
  6. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
  7. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan.