Diperbarui tanggal 8/Des/2021

Menyimak

kategori Bahasa dan Sastra Indonesia / tanggal diterbitkan 8 Desember 2021 / dikunjungi: 16.54rb kali

Pengertian Menyimak

Menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk mengelolah informasi menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh seseorang pembicara melalui atau bahasa lisan (Tarigan, 2008: 31). Sementara itu menurut Heryadi (2008: 7) “ kegiatan menyimak merupakan tindakan atau aktivitas mental dalam menangkap, memahami, menimbang, dan merespon pesan yang terkandung dalam simbol-simbol bahasa lisan.”

Arini (2005:3) membedakan pengertian antara mendengar, mendengarkan, dan menyimak tersebut yaitu :

  1. Pengertian mendengar adalah kegiatan menangkap bunyi secara tidak sengaja (secara kebetulan). Contoh seperti saya sedang belajar tiba-tiba saya mendengarkan ada suara motor yang lewat.
  2. Mendengarkan adalah kegiatan menangkap bunyi bahasa yang sudah ada unsur kesengajaan tetapi belum diikuti unsur pemahaman. Contoh ketika saya belajar saya mendengarkan lagu kesayangan saya yang dilantunkan melalui media radio, saat ini saya berhenti sejenak untuk mendengarkan lagu tersebut, setelah selesai saya melanjutkan belajar kembali
  3. Menyimak adalah kegiatan menangkap bunyi bahasa dengan sengaja dan direncanakan dengan penuh perhatian, interpretasi, dipahami, ditindaklanjuti, serta diakhiri dengan evaluasi.
    Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan menyimak merupakan suatu keterampilan yang tercakup dalam empat keterampilan berbahasa berupa aktivitas mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian untuk memperoleh informasi, menangkap dan menyerap pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara.

Tujuam Menyimak

Menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia berbagai situasi dan waktu kegiatan menyimak mungkin bisa terjadi. Manusia dihadapkan dengan berbagai situasi yang menganut keterampilan menyimak, pemahaman terhadap peranan menyimak, dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh pada kualitas menyimak yang merupakan suatu bentuk ilmu pengetahuan yang penting bagi kita. Selain memahami perananan menyimak, kita juga dituntut memahami tujuan dari menyimak.

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disengajakan dan direncanakan untuk mencapai suatu proses tujuan. Seseorang tidak akan menyimak jika dia tidak mempunyai maksud untuk apa dia menyimak. sebaliknya, seorang pembicara pun melakukan kegiatan berbicara karena ada tujuan yang diharapakan dari penyimaknya. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disadari dan direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Kesadaran akan mencapai tujuan itu menimbulkan aktivitas berfikir dalam menyimak. Aktivitas menyimak yang tidak tepat dapat menimbulkan tujuan menyimak tidak tercapai.

Menurut Logan dkk (Tarigan 1986), tujuan pokok menyimak pada hakikatnya adalah sebagai berikut :

  1. Menyimak untuk belajar, yaitu untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
  2. Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmat terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipergelarkan (terutama dalam bidang seni).
  3. Menyimak untuk mengevaluasi, adalah menyimak dengan maksud agar penyimak dapat menilai apa yang disimaknya (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, dan lain-lain).
  4. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan, Orang menyimak agar dapat menikmati serta menikmati apa-apa yang disimaknya (misalnya pembacaan puisi, musik, lagu, dialog, dan lain-lain).
  5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
  6. Menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat menbedakan bunyi-bunyi dengan tepat, mana bunyi yang membedakan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak tidak membedakan arti, biasanya dalam belajar bahasa asing.
  7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
  8. Menyimak secara persuasif, yaitu menyimak untuk menyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan.

Unsur-unsur Menyimak

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur mendukung. Yang dimaksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur menyimak adalah sebagai berikut :

  1. Pembicara
    Pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara lisan ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak). Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegitan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang sampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut :
    1. Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
      Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti : topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Disamping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampikan pembicara.
    2. Menganalisis Bahan Simakan
      Pada dasarnya menyimak ialah, menerima pesan, namun dalam kenyataanya seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, dia juga berusaha menganalis pesan yang diterimanya itu.Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
    3. Mengevaluasi Bahan Simak
      Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan langkah ini dapat dilakukan:
      1. Kekuatan Bukti. Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
      2. Validitas Alasan. Jika pernyataan pembicara diikuti.dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi.
      3. Kebenaran Tujuan. Penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).

Tahap-tahap Menyimak

Menyimak adalah suatu preoses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh suatu informasi dan menangkap isi atau pesan dari objek tertentu, maka dapat diperoleh simpulan bahwa menyimak adalah suatu proses. Tarigan (1991: 15) mengemukakan proses menyimak berdasarkan beberapa para ahli diantaranya, yaitu menurut Logan proses menyimak terbagi atas tiga tahap, yaitu pemahaman, penginterpretasian, dan penilaian, sedangkan menurut Logan dan Greene, membagi proses menyimak atas empat tahap yaitu mendengarkan, memahami, mengevaluasi, dan menanggapi.

Menurut Welker membagi proses menyimak itu atas lima tahap, yaitu mendengar, memperhatikan, mempersepsi, menilai, dan menanggapi. Dari beberapa pendapat ahli yang saling melengkapi tersebut, maka proses menyimak dapat mencakup enam tahap sebagai berikut.

  1. Tahap Mendengar
    Dalam tahap mendengar, penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa itu diperlukan telinga yang peka dan perhatian yang terpusat. Dalam tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya, jadi kita masih berada dalam tahap hearing.
  2. Tahap Memahami
    Bunyi yang sudah ditangkap perlu diidentifikasi, dikenali, dan dikelompokkan menjadi suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana. Setelah mendengar, tentunya ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara, sampailah kita pada tahap understanding.
  3. Tahap Menginterpretasi
    Penyimak yang baik, cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran pembicara, dia pasti ingin menafsirkan atau meginterpretasi isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran pembicara. Dengan demikian penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
  4. Tahap Mengevaluasi
    Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara, keunggulan dan kelemahan, serta kebaikan dan kekurangan.Penyimak sudah sampai pada tahap evaluating.
  5. Tahap Menanggapi
    Setelah semua tahap dilewati, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan pembicara dalam ujarannya. Penyimak sampai pada tahap akhir yakni tahap responding.

Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan.yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.