Diperbarui tanggal 25/Des/2022

Manajemen Keuangan

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 25 Desember 2022 / dikunjungi: 282 kali

Pengertian Manajemen Keuangan

Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut maka perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah. Kedua hal tersebut diupayakan oleh manajer keuangan. Menurut Sutrisno (2007) mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Usaha untuk mendapatkan dana sering disebut dengan pembelanjaan pasif, bila kita lihat neraca akan ada terlihat di sisi pasiva, sedangkan usaha mengalokasikan dana disebut pembelanjaaan aktif dan di neraca akan terlihat di sisi aktiva.

Fungsi manajemen keuangan tidak bisa dipisahkan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang lainnya seperti pemasaran, produksi maupun sumberdaya manusia. Menurut Sutrisno (2007) kegagalan dalam mendapatkan sumber dana akan menghambat proses produksi, menghambat program-program pemasaran yang telah ditetapkan, menghambat dalam penarikan sumberdaya manusia yang ahli, sehingga akan mengakibatkan kerugian perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu baik atau buruknya manajemen keuangan di dalam perusahaan sangat mempengaruhi keseluruhan kinerja di dalam perusahaan.

Laporan Keuangan

Menurut Meythi (2011) laporan keuangan merupakan suatu kumpulan nama dan jumlah uang yang berasal dari catatan akuntansi yang menjelaskan posisi keuangan perusahaan pada suatu perioda waktu atau satu dan lebih perubahan dalam posisi keuangan entitas selama suatu perioda waktu.. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Maith, 2013). Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan.

Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (1) Neraca; (2) laporan laba rugi; (3) laporan perubahan ekuitas; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan. Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan laporan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan dan kondisi ketidakpastian.

Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan mereka mengandalkan asumsi dan intuisi semata melainkan mereka akan menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan satu bagian yang penting dan terintegrasi dari analisis bisnis. Analisis bisnis itu sendiri adalah proses mengevaluasi prospek dan risiko ekonomi dari sebuah perusahaan. Analisis yang dilakukan di dalamnya termasuk analisis lingkungan bisnis perusahaan dan analisis atas strategi yang diterapkan perusahaan, dan analisis posisi serta kinerja keuangan perusahaan. Analisis bisnis ini sangat diperlukan untuk proses pengambilan keputusan berbagai aktivitas usaha, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan investasi, kredit, penilaian perusahaan dalam proses penawaran saham perdana (IPO: Initial Public Offering), restrukturisasi perusahaan, dan pengambilan keputusan oleh manajemen dalam menjalankan roda perusahaan.

Neraca

Menurut Houston dan Brigham (2014) mengatakan bahwa neraca adalah suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada siatu titik waktu tertentu. Sisi sebelah kiri laporan menyajikan aset yang dimiliki perusahaan. Sisi sebelah kanan menyajikan kewajiban dan ekuitas perusahaan yang mencerminkan klaim terhadap aset. Aset dibagi menjadi dua kategori utama yaitu lancar dan jangka panjang. Aset lancar meliputi kas di tambah dengan pos-pos lain yang seharusnya dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, termasuk diantaranya kas dan setara kas, piutang usaha dan persediaan.

Aset jangka panjang merupakan aset yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, dan aset ini termasuk aset fisik seperti pabrik dan peralatan serta hak miliki intelektual seperti hak paten dan hak cipta. Selanjutnya pasiva terbagi menjadi dua yaitu kewajiban dan ekuitas . Kewajiban dibagi menjadi dua kategori utama yaitu kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, termasuk diantaranya utang usaha, akrual, dan wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Utang jangka panjang termasuk pinjaman jangka panjang dan obligasi yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Dan yang terakhir adalah ekuitas pemegang saham yang dibagi menjadi dua akun yaitu saham biasa dan laba ditahan.

Laporan Laba Rugi

Menurut Houston dan Brigham (2014) laporan laba rugi adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama satu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun. Laporan laba rugi merupakan laporan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan operasional perusahaan selama jangka waktu tertentu. Biasanya pengusaha menggunakan laporan ini unutk menentuka profitabilitas dan nilai investasi. Laporan ini menyajikan informasi untuk membantu pengusaha dalam memprediksi jumlah arus kas masa mendatang.

Menurut Houston dan Brigham (2014) elemen dalam laporan laba rugi terbagi menjadi

  1. Pendapatan (revenues), merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya dari sebuah perusahaan atau penyelesaian liabilitas selama periode tertentu karena pengiriman atau produksi barang dan menyelesaikan jasa.
  2. Beban (expenses), merupakan arus keluar atau penggunaan aktiva atau timbulnya liabilitas selama periode tertentu karena pengiriman atau produksi barang dan menyelesaikan jasa.
  3. Keuntungan (profit), merupakan peningkatan ekuitas karena adanya transaksi perusahaan yang periferal atau secara kebetulan dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari pemilik perusahaan.
  4. Kerugian (loss), merupakan penurunan ekuitas karena adanya transaksi perusahaan yang periferal atau secara kebetulan dihasilkan dari beban atau pendistribusian ke pemilik perusahaan.

Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan(Wibowo dan Pujiati, 2011) 43. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu perioda tertentu.

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis perusahaan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan (Zulkarnaen, 2018). Analisis ini berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.

Jenis rasio keuangan menurut Astuti (2004) dalam Colline, dkk. (2015) dibagi menjadi lima yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Rasio aktivitas merupakan rasio untuk mengukur efesiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang jika perusahaan likuidasi. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada sisi penjualan, aset dan modal saham tertentu.