Diperbarui tanggal 31/07/2022

Konsep Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

kategori Pendidikan Dasar / tanggal diterbitkan 31 Juli 2022 / dikunjungi: 3.73rb kali

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku baik yang dimiliki setiap individu untuk hidup dan kerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Muchlas S., Hariyanto (2017: 47) Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, adat, budaya, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-sehari baik dalam ucapan maupun dalam tindakan.
Redja Mudyahardjo (2008: 45-50) mendefinisikan pendidikan dalam dalam arti luas dan sempit. Pendidikan dalam arti luas yaitu sama dengan hidup atau segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang yang merupakan pengalaman belajar. Secara singkat, pendidikan berarti keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya tanpa batas waktu yang memberikan perubahan dalam hidup seseorang. Sementara itu, pendidikan dalam arti sempit berarti sekolah sebagai lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan. Pendidikan dalam arti sempit terbatas oleh ruang, waktu, bentuk kegiatan serta tujuan dalam proses berlangsungnya pendidikan. Ada tiga prinsip utama yang mendasari sekolah dalam menyelenggarakan proses pengubahan tingkah laku, yaitu : 1) Pembentukan tingkah laku seseorang dipengaruhi kuat oleh lingkungan, 2) Pendidikan di sekolah terprogram secara cermat, 3) Masa depan sekolah sebagai lembaga perekayasa pola tingkah laku mempunyai peranan besar dalam mencapai kemajuan.

Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 5) mengemukakan bahwa pendidikan adalah “proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan proses pengembangan budaya serta karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang”. Hal ini berarti dalam proses pendidikan, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa dan negara yang bermartabat.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapatdisimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam hidup kepada anak meliputi nilaihubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, linkungan alam, dan negara sehingga teraktualisasi dalam perilaku dikehidupan sehari-hari guna mewujudkan kehidupan yang teratur. Penanaman nilai tersebut hendaknya dilakukan sejak kecil, dimulai darikeluarga,masyarakat, dan lembaga formal seperti sekolah dan kampus. Salah satu karakter yang perlu dikembangkan pada diri anak sejak dini yaitu karakter peduli lingkungan hidup.

2. Pengertian Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bab I pasal 1 mendefinisikan lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan,daya,danmakhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan adalah seluruh faktor baik faktor biotik atau abiotik atau variabel tak hidup di luar yang mempengaruhi organisme. Interaksi antar kedua faktor dengan organisme membentuk suatu ekosistem. Perubahan kecil pada salah satu faktor dalam suatu ekosistem dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme. H. R. Mulyanto (2007: 1). Salah satu organisme dalam suatu ekosistem adalah manusia. Mundiatun & Daryanto (2015: 3) mengatakan bahwa antar manusia dengan lingkungan terjadi interaksi timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan dan manusia dipengaruhi lingkungan. Manusia sebagai faktor utama yang memiliki kelebihan akal dan pikiran sehingga bertanggungjawab mengelola lingkungan. Namun, faktanya manusia mengeksploitasi tanpa memikirkan dampak buruk dari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan lingkungan hidup melalui pendekatan pendidikan. Sehingga muncul istilah pendidikan karakter peduli lingkungan.

Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 10) mendefinisikan bahwa karakter peduli lingkungan sebagai “sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam, dan melakukan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi”. Dengan demikian, peduli lingkungan berarti memiliki sikap yang dapat diwujudkan dalam tindakan nyata untuk menjaga lingkungan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter peduli lingkungan adalah proses pengembangan sikap sadar sebagai bagian dari lingkungan, sehingga berupaya mencegah dan memperbaiki kerusakan alam serta berusaha melestarikan lingkungan hidup demi generasi yang akan datang. Pendidikan karakter peduli lingkungan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan karakter.

3. Tujuan Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Pendidikan karakter diselenggarakan tentunya dalam rangka mencapai tujuan. Sri Narwanti (2011: 17) menjelaskan bahwa inti tujuan pendidikan karakter adalah sebagai berikut.
“Untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.” Selain itu, dalam lingkup sekolah, tujuan pendidikan karakter ialah untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan di sekolah dengan tercapainya pembentukan karakter pada peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi yang telah ditentukan. Adanya pendidikan karakter diharapkan mampu membuat peserta didik menguasai pengetahuan, keterampilan, dan menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

Maksudin (2013: 59-60) mengklasifikasikan tujuan pendidikan karakter menjadi dua hal yaitu: 1) Tujuan umum, membantu peserta didik untuk memahami, dan mengalami nilai-nilai karakter peduli lingkungan sehingga dapat mengimplementasikan nilai secara terpadu dalam kehidupan sehari-hari. 2) Tujuan khusus, sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nilai menurut APEID (Asia and the Pasific Programme ofEducational Innovtion for Development) yaitu: a) Menginternaliasikan nilai pada diri anak; b) Menunjukkan sikap anak sesuai nilai-nilai yang diinginkan; c) Membimbing perilaku yang konsisten sesuai nilai-nilai karakter.

Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 7) merincikan tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan potensi sikap/afektif siswa; 2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji siswa yang sesuai dengan nilai-nilai karakter; 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab sebagai generasi penerus bangsa; 4) Mengembangkan siswa untuk menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan; 5) Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, kreatif, bersahabat, serta penuh rasa kebangsaan yang tinggi dan kekuatan (dignity).

4. Tahap-Tahap Perkembangan Karakter Peduli Lingkungan

Thomas Lickona (2014: 72-87) menjabarkan bahwa karakterseseorang terbentuk dari tiga bagian yang saling berkaitan yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Berikut penjelasan masing-masing bagian beserta komponen pembentuknya.

4.1. Pengetahuan Moral

  1. Kesadaran moral
    Anak-anak seringkali bertindak tanpa memikirkan apakah yang mereka lakukan baik dan benar atau tidak. Mereka cenderung tidak mempertimbangkan lebih jauh apa yang akan mereka lakukan. Padahal anak seharusnya mengetahui bahwa tanggungjawab moral pertama mereka yaitu menggunakan akal pikiran mereka untuk mempertimbangkan kapan suatu situasi membutuhkan penilaian moral kemudian memikirkan dengan cermat apakah yang benar untuk tindakan tersebut. Menurut Jassin Tuloli dan Dian (2016:29) anak-anak juga perlu mendapat informasi tentang tindakan yang baik dan benar dalam menjaga lingkungan sehingga mereka memiliki pengetahuan. Kesadaran diri sendiri dapat berbuat sesuatu yang terbaik bagi orang lain dandirinya.
  2. Pengetahuan nilai-nilai moral
    Mengetahui nilai moral berarti memahami bagaimana menerapkannya dalam berbagai situasi. Pendidikan karakter peduli lingkungan sesungguhnya membantu anak-anak menerjemahkan nilai-nilai abstrak mengenai peduli lingkungan ke dalam perilaku moral konkret dalam hubungan pribadi mereka.
  3. Pengambilan perpekstif
    Pengambilan perspektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, bereaksi dan merasa. Tujuan mendasar dari pendidikan karakter seharusnya membantu siswa untuk merasakan dunia dari sudut pandang orang lain.

4.2. Perasaan Moral

  1. Hati nurani
    Hati nurani memiliki dua sisi yaitu sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun kita dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar. Banyak orang yang mengetahui hal yang benar tetapi merasa tidak berkewajiban berbuat sesuai pengetahuannya. Seseorang yang memiliki hati nurani akan merasa bersalah konstruktif apabila tidak melakukan apa yang dikatakan wajib oleh hatinya.
  2. Penghargaan diri
    Seseorang yang memiliki penghargaan diri yang baik akan dapat menghargai dirinya sendiri, sehingga menghormati dirinya sendiri pula. Penghargaan diri yang baik akan membuat seseorang tidak bergantung pada pendapat orang lain. Dharma Kesuma, dkk (2013: 66) mengatakan bahwa menghargai diri mensyaratkan kita memperlakukan kehidupan dan pribadi sebagai makhluk ciptaan Tuhan termasuk menghargai seluruh jaringan kehidupan yang melarang kita menganiaya hewan, bertindak peduli lingkungan dan ekosistem.
  3. Mencintai kebaikan
    Mencintai kebaikan berarti memiliki ketertarikan murni yang tidak dibuat-buat untuk melakukan kebaikan. Seseorang yang berkarakter peduli lingkungan bukan hanya belajar membedakan antara yang baik dan buruk dalam bertindak terhadap lingkungan, namun juga mencintai perbuatan peduli lingkungan dan membenci perbuatan tidak peduli lingkungan. Jika seseorang mencintai lingkungan, maka akan merasa senang melakukan kegiatan peduli lingkungan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya kewajiban.
  4. Kerendahan hati
    Kerendahan hati merupakan bagian dari pemahaman diri, suatu bentuk keterbukaan hati yang tulus terhadap kebenaran untuk memperbaiki kesalahan kita. Kerendahan hati membantu kita mengatasi kesombongan dan melindungi dari berbuat jahat. Perasaan rendah hati terhadap pencipta alam dan lingkungan diharapkan mampu meredam kesombongan individu dan melindungi seseorang untuk bertindak merusak lingkungan.

4.3. Tindakan Moral

  1. Kompetensi
    Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. Seseorang yang memiliki kompetensi moral peduli lingkungan akan memiliki kemampuan melaksanakan tindakan peduli lingkungan, misalnya melaksanakan piket kelas, kerja bakti, merawat tanaman, serta menghemat air.
  2. Kehendak
    Kehendak dibutuhkan untuk menjaga emosi agar tetap terkendali oleh akal. Selain itu, juga untuk melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral. Kehendak dibutuhkan untuk mendahulukan kewajiban, bukan kesenangan dan merupakan inti keberanian moral. Seseorang yang memiliki kehendak untuk peduli terhadap lingkungan akan melakukan tindakan peduli lingkungan karena ia sadar dan merasa berkewajiban menjaga lingkungan.
  3. Kebiasaan
    Kebiasaan merupakan faktor pembentuk moral. Seseorang yang sudah terbiasa sering menentukan “pilihan yang benar” secara tidak sadar. Oleh karena itu, dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan anak-anak membutuhkan banyak kesempatan untuk membangun kebiasaan peduli lingkungan serta banyak berlatih untuk menjadi orang yang peduli lingkungan.

5. Komponen Pendukung Keberhasilan Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Syamsul Kurniawan (2013: 49-54) menjelaskan bahwa pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan suatu sistem yang harus didukung oleh beberapa komponen, yaitu:

  1. Pendidik
    Thomas Lickona kan nilai karakter peduli lingkungan pada siswa karena alasan berikut ini: a) Guru dapat menjadi seorang penyayang yang
    efektif; b) Guru dapat menjadi seorang model atau teladan bagi siswa; c) Guru dapat menjadi mentor atau pembimbing bagi siswa.
  2. Peserta Didik
    Peserta didik adalah tiap individu yang memerlukan ilmu pengetahuan, bimbingan, maupun arahan dari orang lain yang memiliki kompetensi dalam pendidikan.
  3. Kurikulum Pendidikan Karakter
    Kurikulum pendidikan karakter dilihat dari fungsi dan tujuan merupakan sejumlah kegiatan yang mencakup berbagai rencana pembelajaran, pengaturan program, dan hal-hal yang mencakup kegiatan pencapaian tujuan pendidikan karakter peduli lingkungan.