Diperbarui tanggal 16/Nov/2022

Kepercayaan Diri

kategori Umum / tanggal diterbitkan 9 Desember 2021 / dikunjungi: 5.17rb kali

Definisi Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri atau self confidence adalah paduan dari sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. Kepercayaan diri bersifat internal pribadi sesorang dan bersifat sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain maupun dengan individu tetapi berbeda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya.

Menurut Guilford (dalam Hakim, 2002:14) bahwa kepercayaan diri adalah pengharapan umum tentang keberhasilan. Sementara Hakim (2002:6) berpendapat, rasa percaya diri secara sederhana bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang pada kemampuan yang ada dalam dirinya (Branden dalam Iswidharmanjaya dan Agung, 2005:31). Adapun Thantaway (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberikan keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya dalam kemampuannya, karena itu sering menutup diri.

Pendapat ini senada dengan pendapat Afiatin dan Andayani (dalam Ghufron, 2010:34) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan, keterampilan yang dimilikinya. Sementara Bandura (dalam Iswidharmanjaya dan Agung, 2005:32) mendefiniskan kepercayaan diri sebagai suatu perasaan yang berisi kekuatan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang dilandasi keyakinan untuk sukses. Sedangkan Walgito (2000:15), kepercayaan diri adalah kepercayaan seseorang kepada kemampuan yang ada dalam kehidupannya. Kepercayaan diri juga sebagai keyakinan akan kemampuan diri dalam kehidupan seseorang dalam menerima kenyataan, sehingga dapat mengembangkan kesadaran diri berfikir postif dan mandiri. Adapun kepercayaan diripada seseorang dapat dilihat pada aspek kemandirian, optimis, tidak mementingkan diri sendiri dan toleran, yakin akan kemampuan diri sendiri, memiliki ambisi yang wajar dan tahan menghadapi cobaan.

Kepercayaan diri menurut Suryana (2006:39) adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi cenderung akan meyakinkan diri seseorang akan kemampuanya untuk mencapai keberhasilan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana dan efektif serta efisien. Pengertian secara sederhana, kepercayaan diri dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai
berbagai tujuan hidupnya (Thursan, 2002:63).

Mastuti (2008:13) berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai diri mau pun objek sekitarnya sehingga orang tersebut memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuaia dengan kemampuannya. Percaya diri ini diwujudkan dengan menatap orang lain sewaktu berbicara, tidak melipat kedua tangan seperti kedinginan sewaktu berbicara kepada orang lain, tidak mengalihkan pandangan pada saat berbicara kepada orang lain dan cepat mendengar dari pada berbicara. Sikap percaya diri dibentuk dengan belajar terus, tidak takut untuk berbuat salah dan menerapkan pelajaran yang sudah diketahui sebelumnya (Mastuti, 2008:33-34). Barbara (2000:10), percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah penilaian positif terhadap diri sendiri mengenai kemampuan yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan serta kemampuan mental untuk mengurangi pengaruh negatif dari keragu-raguan yang mendorong individu untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan tanpa tergantung kepada pihak lain dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkanya. Adapun kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi terdapat proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri, yang mana prosesnya tidak secara instan melainkan melalui proses panjang yang berlangsung sejak dini. Terbentuknya rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Hakim (2002:121) faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang sebagai berikut:

  1. Lingkungan Keluarga
    Keadaan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari.
  2. Pendidikan Formal
    Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan kedua bagi anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga dirumah. Sekolah memberikan ruang pada anak untuk mengekspresikan rasa percaya dirinya terhadap teman-teman sebayanya.
  3. Pendidikan Non Formal
    Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan kepribadian yang penuh rasa percaya diri adalah memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika seseorang memiliki suatu kelebihan yang membuat orang lain merasa kagum.
  4. Kemampuan atau keterampilan dalam bidang tertentu bisa didapatkan melalui pendidikan non formal. Secara formal dapat digambarkan bahwa rasa percaya dirimerupakan gabungan dari pandangan positif diri sendiri dan rasa aman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Barbara (2000:4) adalah sebagai berikut:

  1. kemampuan pribadi: rasa percaya diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan,
  2. keberhasilan seseorang: keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita-citakan akan memperkuat timbulnya rasa percaya diri.
  3. keinginan: ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya,
  4. tekat yang kuat: rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun yang termasuk dalam faktor internal yaitu: konsep diri, harga diri, kondisi fisik, pengalaman hidup. Sedangkan faktor eksternal yaitu: pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup.

Karakteristik Seseorang yang Memiliki dan Tidak Memiliki Kepercayaan Diri

Menurut Brennech dan Amich (dalam Walgito, 2000:16) membagi ciri-ciri kepercayaan diri menjadi empat, yaitu terdiri dari:

  1. Cerdas
    Ciri cerdas dalam kepercayaan diri maksudnya adalah individu memiliki kemampuan kognitif yang baik akan dapat merespon dan menyelesaikan masalah dengan tepat, cepat, dan benar. Misalnya: tidak egois, optimis, bekerja efektif dan bertanggung jawab dalam pekerjaanya.
  2. Berani mengambil resiko
    Ciri yang kedua adalah keberanian seseorang dalam mengambil keputusan. Misalnya: saat individu berani mencoba hal-hal baru di situasi yang baru.
  3. Memiliki rasa aman
    Memiliki rasa aman adalah hal yang cukup penting sehingga seseorang tidak merasa takut dibandingkan dengan orang lain.
  4. Tidak memiliki rasa rendah diri
    Ciri ini dapat terwujud apabila sudah memiliki rasa aman dalam diri individu, apabila rasa aman muncul maka perasaan negatif atau minder terhadap dirinya dapat dijauhi.

Fatimah (2006:36) mengemukakan beberapa ciri-ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional adalah sebagai berikut:

  1. Percaya akan kemampuan atau kompetensi diri, hingga tidak membutuh-kan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun hormat dari orang lain.
  2. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap komformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
  3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri.
  4. Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil).
  5. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasip atau keadaan serta tidak bergantung atau menharapkan bantuan orang lain).
  6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.
  7. Memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Mastuti (2008:14-15) berpendapat ada beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah:

  1. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan atau rasa hormat dari orang lain.
  2. Tidak terdorong untuk tidak menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lainatau kelompok.
  3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri.
  4. Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
  5. Memiliki internal locus of control dimana seseorang memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung dan mengharapkan bantuan dari orang lain.
  6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya.
  7. Memilki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga apabila harapan tersebut tidak terwujud maka seseorang tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Hakim (2002:121) menjabarkan ciri-ciri orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi adalah sebagai berikut:

  1. selalu bersikap tenang didalam mengerjakan segala sesuatu,
  2. mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai,
  3. mampu menetralisasi ketegangan yang muncul dalam berbagai situasi,
  4. mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi dalam berbagai situasi,
  5. memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilan,
  6. memiliki kecerdasan yang cukup,
  7. memiliki tingkap pendidikan formal yang cukup,
  8. memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang penampilan,
  9. memiliki kemampuan untuk bersosialisasi,
  10. memiliki latar belakang keluarga yang baik,
  11. memiliki pengalaman hidup yang menempa mental menjadi kuat dan tahan dalam menghadapi berbagai cobaan hidup,
  12. selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah.

Mastuti (2008:14-15) berpendapat bahwa individu yang kurang memiliki kepercayaan diri, ada beberapa ciri atau karakteristik diantaranya:

  1. Berusaha menunjukkan sikap konformis semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan dalam suatu kelompok.
  2. Menyimpan rasa takut dan kehawatiran terhadap penolakan.
  3. Sulit menerima realita diri dan memandang rendah terhadap kemampuan diri, namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri.
  4. Pesimis mudah menilai sesuatu dari sisi negatif.
  5. Takut gagal sehingga menghindari segla resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.
  6. Cenderung menolak pujian yang ditunjukan seacara tulus.
  7. Selalu menempatkan dan memposisikan diri sebagai yang terakhir karena menilai dirinya tidak mampu.
  8. Memiliki external locus of controldimana sesorang mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan penerimaan serta bantuan dari orang lain.

Dari beberapa ciri di atas dapat disimpulkan orang yang memiliki kepercayaan diri adalah tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, ambisius, tidak berlebihan, selalu optimis, mampu bekerja secara efektif, dan bertanggungjawab pada pekerjaanya. Sedangkan orang yang tidak percaya diri memiliki ciri antara lain pesimis, khawatir menghadapi penolakan dari pihak lain, takut gagal, dan sulit menerima realita diri.

Indikator Kepercayaan Diri

Afiatin dan Martaniah (2000:67-69) merumuskan beberapa aspek dari Lauster dan Guilford yang menjadi ciri maupun indikator dari kepercayaan diri yaitu:

  1. Individu merasa kuat terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan tehadap kekuatan, kemampuan, dan ketrampilan yang dimiliki. Ia merasa optimis, cukup ambisius, tidak selalu memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas dengan baik dan bekerja secara efektif serta bertanggung jawab atas keputusan dan perbuatannya.
  2. Individu merasa diterima oleh kelompoknya. Hal ini dilandasi oleh adanya keyakinan terhadap kemampuannya dalam berhubungan sosial. Ia merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya, aktif menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan kehendak atau ide?idenya secara bertang-gungjawab dan tidak mementingkan diri sendiri.
  3. Individu memiliki ketenangan sikap. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya. Ia bersikap tenang, tidak mudah gugup, cukup toleran terhadap berbagaimacam situasi.

Menurut Lauster (Ghufron, 2010:35) ada beberapa aspek yang dapat dijadikan indikator kepercayaan diri sebagai berikut:

  1. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa dia bersungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
  2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemauan.
  3. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
  4. Bertanggung jawab yaitu seseorang yang bersedia untuk menanggung segala sesuatu yang menjadi konsekuensinya.
  5. Rasional dan realistis yaitu analisa tehadap suatu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal sesuai dengan kenyataan.