Diperbarui tanggal 11/01/2023

Kepemilikan Manajerial

kategori Manajemen / tanggal diterbitkan 11 Januari 2023 / dikunjungi: 1.76rb kali

Pengertian Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat mensejejerkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karenan manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Perbandingan kepemilikan saham manajerial dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar di pasar saham. Dengan kata lain, kepemilikan manajerial merupakan besaran proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen (direksi dan komisaris). Kepemilikan manajerial akan berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Semakin besar kepemilikan manajerial, maka manajemen akan semakin berusaha memaksimalkan kinerjanya, maka manajemen semakin memiliki tanggung jawab untuk memenuhi keinginan manajemen, yang dalam hal ini termasuk dirinya sendiri. Menurut Sari (2016) menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan manajer memberikan kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham sehingga dengan keterlibatan ini kedudukan manajer sama dengan pemegang saham. Manajer diperlakukan bukan semata-mata sebagai pihak eksternal yang di gaji untuk kepentingan perusahaan tetapi diperlakukan sebagai pemegang saham. Sehingga diharapkan adanya keterlibatan manajer pada kepemilikan saham dapat efektif untuk meningkatkan kinerja manajer.

Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan meningkatnya laba perusahaan maka insentif yang diterima oleh manajer akan meningkat pula. Sebaliknya jika kepemilikan manajer turun, maka biaya keagenannya akan meningkat. Hal ini dikarenakan manajer akan melakukan tindakan yang tidak memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, manajer akan cenderung untuk memanfaatkan sumber-sumber perusahaan untuk kepentingannya sendiri (Sari 2016).

Dengan adanya kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Menurut Sari (2016) Definisi kepemilikan manajerial adalah sebagai berikut: “Kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajer atau dengan kata lain manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham”. Dari definisi kepemilikan manajerial di atas dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial merupakan proporsi saham yang dimiliki manajer yang dinyatakan dalam persen (%) sehingga manajer sekaligus bertindak sebagai pemegang saham.

Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan. Semakin meningkat proporsi kepemilikan manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan, karena manajer akan memiliki kepentingan yang sejajar dengan pemilik sehingga akan mengurangi konflik keagenan. Jika konflik keagenan dapat dikurangi, manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Marfuah dan widya 2019). Manajer yang sekaligus juga pemegang saham akan menghindari pelaporan keuangan yang menyesatkan, karena dalam hal ini manajer berperan sebagai investor dan pengawas dalam perusahaan yang menginginkan laporan keuangan bersifat relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Mambraku dan Hadiprajitno (2014) dalam Marfuah (2019), menemukan adanya pengaruh negatif antara kepemilikan manajemen dengan income smoothing. Semakin tinggi kepemilikan saham oleh manajemen maka perataan laba akan semkin menurun.

Besarnya koefisien variabel MOWN adalah 15,088 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Oleh karena itu hipotesis kelima yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap perataan laba berhasil didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Marfuah dan widya (2019) yang menyimpulkan adanya pengaruh antara kepemilikan manajerial dengan income smoothing. Semakin besar kepemilikan saham oleh manajemen akan mengurangi kecenderungan manajemen untuk melakukan perataan laba. Kepemilikan saham yang besar oleh pihak manajemen mengakibatkan manajemen lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan karena manajemen akan ikut merasakan akibat secara langsung atas keputusan yang diambil.

Pengukuran Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial dihitung dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan (dewan komisaris dan direksi) pada akhir tahun (Sari 2016).