Diperbarui tanggal 13/02/2023

Kecerdasan

kategori Perkembangan Peserta Didik / tanggal diterbitkan 13 Februari 2023 / dikunjungi: 319 kali

Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan dapat diartikan sebagai perkembangan akal yang menuju kearah sempurna. Gardner (1993) (dalam Sujiono, 2013: 176) mengatakan bahwa kecerdasan adalah keterampilan dalam menyelesaikan masalah, membuat produk yang berharga pada satu bahkan beberapa lingkungan budaya di masyarakat. Menurut Bainbridge (dalam Yaumi, 2013) kecerdasan diartikan sebagai suatu kemampuan mental secara umum dalam proses pembelajaran serta diterapkannya pengetahuan untuk memanipulasi lingkungan, dan kemampuan dalam berpikir
secara abstrak. Cerdas dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memaparkan sebuah hal yang sulit menjadi sesederhana mungkin dihadapan orang lain.

Thobroni (2017:191) menjelaskan kecerdasan merupakan istilah secara umum yang dipakai untuk memaparkan suatu sifat pikiran yang mencakup beberapa kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar. Hanafi (2019:5) intelligence atau kecerdasan sering didefenisikan sebagai sebuah kemampuan dalam memahami sesuatu serta kemampuan dalam mengeluarkan pendapat, dimana seseorang yang cerdas akan cepat memahami sebuah masalah serta semakin cepat ia menemukan solusinya.

Selanjutnya, Yaumi (2013) menjelaskan bahwa kecerdasan termasuk didalamnya kemampuan beradaptasi di lingkungan baru maupun perubahan yang ada dilingkungannya saat ini, kemampuan untuk memperbaiki serta memberikan nilai, kemampuan untuk memahami berbagai ide yang kompleks, kemampuan untuk bisa berpikir produktif, kemampuan dalam belajar secara cepat serta belajar dari pengalaman atau bahkan kemampuan dalam memahami sebuah hubungan.

Berdasarkan beberapa pengertian kecerdasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan kesempurnaan sifat pikiran individu untuk berpikir, memahami, dan kemampuan individu untuk melakukan penyelesaian pada masalah yang dihadapinya dimana mengharuskan mempunyai kemampuan dalam berpikiran.

Teori-teori Kecerdasan

Berikut ini dikemukakan teori tentang intelegensi, adalah:

  1. Teori Uni-Faktor
    Menurut Alfred Binet mengatakan bahwa intelegensi bersifat monogenetik, yaitu mulai berkembang melalui faktor satuan maupun faktor umum. Intelegensi adalah sisi tunggal dari ciri khas yang berkembang terus menerus seiring dengan proses kematangan individu. Binet juga menjelaskan bahwa intelegensi sebagai suatu yang fungsional itu karena dimungkinkan bagi individu lain untuk melakukan pengamatan maupun penilaian tingkat perkembangan individu berdasarkan suatu karakteristik tertentu.
  2. Teori Two-Faktor
    Teori yang dikembangkan oleh Charles Spearman (1927). Teori tersebut menjelaskan bahwa kinerja dalam tiap tugas kognitif bergantung pada faktor umum (g) ditambah dengan faktor yang lebih spesifik serta unik untuk tugas tertentu (s). Kedua faktor ini, berkolaborasi bersama membentuk sebuah kesatuan. Spearman mengemukakan pendapat bahwa kemampuan individu dalam bertindak di tiap situasi cenderung tergantung pada kemampuan umum ataupun kemampun khususnya. Jadi pada tiap faktor “g” maupun “s” memberikan kontribusi dalam tiap perilaku yang inteligen.
  3. Teori Multi-Faktor
    Teori yang dikembangan Edward Lee Thorndike (1916). Berdasarkan teori ini, inteligensi mencakup pada berbagai hubungan neural antara stimulus dan respon. Berbagai hubungan neural khusus tersebut yang membimbing tingkah laku manusia. Thorndike memaparkan bahwa intelegensi terdiri dari berbagai kemampuan spesifik yang diperlihatkan dengan wujud perilaku inteligen.
  4. Teori Primary-Mental-Abilities
    Teori ini dikembangkan oleh L.L Thurstone, ia mengemukakan pendapat bahwa inteligensi terdiri dari faktor yang jamak (multiple factors), mencakup tujuh kemampuan mental utama (primary mental abilities), yaitu : 1) Verbal meaning (V), 2) Number (N), 3) Space(S), 4) Perceptual speed (P), 5) Word fluency (W), 6) Memory (M), 7) Inductive reasoning (I).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan

Sujanto (2008) dalam (Isnaini, 2021:315-316) memaparkan sejumlah aspek yang mempengaruhi intelegensi adalah:

  1. Faktor bawaan atau keturunan
    Disebut faktor bawaan atau keturunan karena faktor ini merupakan ciri khas seseorang yang diturunkan/diwariskan pada anak baik potensi fisik ataupun psikis yang diwariskan oleh orang tua kepada anak. Jadi tidak menutup kemungkinan jika mempunyai orang tua yang salah satu ataupun bahkan keduanya memiliki intelegensi yang tinggi maka akan berpengaruh kepada anak.
  2. Kematangan
    Merupakan saat munculnya suatu daya jiwa seorang individu untuk selanjutnya berkembang serta bisa menuju ketercapaian di puncaknya.
  3. Pembentukan
    Semua faktor luar dalam yang mempengaruhi intelegensi individu pada masa perkembangannya.
  4. Kebebasan
    Mengandung arti setiap individu berhak memilih metode dan bertindak dalam menyelesaikan suatu masalah sesuai keinginannya.

Kecerdasan Majemuk

Fleetham (2006) (dalam Yaumi, 2013:11) menjelaskan bahwa multiple intelligences ataupun sering dikatakan kecerdasan jamak merupakan keterampilan-keterampilan serta bakat yang dimiliki anak dalam penyelesaian masalah-masalah ketika proses pembelajaran. Penelitian Gardner menemukan delapan macam kecerdasan seorang individu, kemudian disusul oleh berbagai tokoh lain untuk menambah kecerdasan lainnya. Adapun macam kecerdasan tersebut adalah:

Kecerdasan bahasa (verbal linguistik)

Yaitu kemampuan individu untuk penggunaan bahasa yang efektif baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Melda (2021:121) anak yang memiliki kecerdasan verbal linguistik dapat dilihat dalam aktivitas berikut:

  1. Mengobservasi kemauan serta kemampuan dalam bicara. Anak yang memiliki kecerdasan verbal linguistik dapat diamati dari bagaimana ia berbicara, mengekspresikan perasaan melalui bercerita dan mudah mempelajari kosa kata baru dengan cepat.
  2. Mengamati kemampuan setiap anak ketika mencoba lucu melalui berbagai kata yang menunjukkan kelucuan.
  3. Mengamati aktivitas dalam kelas serta melakukan pengamatan bagaimana anak bermain menggunakan huruf, seperti melakukan tebak kata, mencocokkan huruf serta permainan lain yang mengikutsertakan kemampun berbahasa mereka.
  4. Mengamati kesenangan anak pada buku dan kemampuan anak
    membaca serta menulis.

Kecerdasan matematis

Merupakan kecerdasan untuk menemukan dan memahami berbagai pola, dan mengolah angka.

Ciri-ciri kecerdasan matematis anak menurut Siagian (2016:289) sebagai berikut:

  1. Bertanya secara terus menerus serta menuntut jawaban yang kurang masuk akal.
  2. Saat ditanya bisa menjawab secara logis. Begitu pula saat memaparkan sebuah permasalahan bisa secara logis serta sistematis.
  3. Rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi sesuatu amat besar.
  4. Suka akan berbagai hal yang berkaitan dengan angka. Anak cepat mengingat angka serta paham akan berbagai konsep menghitung secara sederhana.
  5. Senang mengamati berbagai hal atau memerhatikan cara kerja suatu benda.

Kecerdasan visual spasial

Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dalam membahasakan bentuk-brntuk pola, gambar ataupun desain. Adapun menurut Yaumi (2013:84) kecerdasan visual spasial
mempunyai karakteristik sebagaimana disebutkan berikut ini:

  1. Selalu membuat gambar dengan berbagai ide yang menarik.
  2. Senang menjadi pengatur serta penata ruang.
  3. Senang menciptakan seni melalui penggunaan berbagai media.
  4. Menggunakan graphic organizer sangat membantu untuk proses belajar serta pengingat sesuatu.
  5. Merasa puas saat bisa menunjukkan kemampuan seni.
  6. Senang memanfaatkan spreadsheet saat membuat grafik, diagram, serta tabel.
  7. Menyukai teka-teki tiga dimensi.
  8. Musik video akan menjadi sebuah sumber motivasi serta inspirasi ketika belajar dan bekerja.
  9. Bisa mengingat kembali peristiwa dengan melihat berbagai gambar.

Kecerdasan kinestetik

Ialah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan seluruh tubuh. Seseorang yang kecerdasan ini suka melaksanakan kegiatan-kegiatan fisik. Menurut Sari (2014:377) karakteristik anak yang mempunyai kecerdasan tubuh yaitu : anak yang senang melakukan kegiatan olahraga, anak juga bisa menjadi peniru perilaku bahkan gerak orang lain, senang menari, serta senang melakukan aktivitas diluar ruangan. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki stamina yang lebih baik dari anak lainnya.

Kecerdasan musik

Merupakan kemampuan berpikir dalam musik, baik itu memahami nada, suara, melodi, dan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap musik. Yaumi dan Nurdin (2013:118) memaparkan bahwa karakteristik musikal-berirama sebagaimana dijelaskan berikut ini:

  1. Sangat tertarik untuk bermain instrumen musik (merasa lebih cepat mempelajari musik dibandingan hal lain).
  2. Merasa cepat belajar melalui berbagai pola serta irama musik.
  3. Selalu fokus dalam berbagai hal yang berhubungan sengan suara serta bunyi.
  4. Berpindah-pindah sambil memukul sesuatu seperti meja, kursi, tembok serta benda lain disekitarnya.
  5. Intonasi serta naik turun tekanan suara yang menarik ketika membaca sebuah puisi.
  6. Sangat cepat ketika menghafal serta mengingat dengan adanya irama-irama musik.
  7. Sangat senang mendengarkan segala jenis musik serta lagu.
  8. Mampu mengingat lagu beserta lirik dengan cepat darripada mengingat informasi yang sifatnya non musikal.

Kecerdasan intrapersonal

Merupakan kecerdasan individu untuk kenal serta paham akan diri sendiri secara baik, mengetahui kekuatan, kelemahan, suasana hati, motivasi diri dan menghargai diri sendiri. Berikut karakteristik kecerdasan intrapersonal yang dipaparkan J.J Reza Prasetyo dan Yeny Andriani (2009) (dalam Kelly 2015:49) adalah sebagai berikut:

  1. Mampu menyadari serta paham akan keadaan emosi, perasaan, pikiran, motivasi serta tujuan dari diri sendiri.
  2. Dapat melakukan pekerjaan dengan mandiri.
  3. Dapat mengemukakan serta memberi ekspresi atas pikiran serta perasaan dirinya.
  4. Dapat menyusun serta mencapai visi, misi, serta tujuan diri.
  5. Dapat mengembangkan konsep diri serta sistem nilai yang dipercayai pada kehidupannya sehari-hari.
  6. Sadar akan kelebihan serta kekurangan sendiri.
  7. Mempunyai kemauan dalam pengembangan diri tanpa adanya motivasi dari orang lain.
  8. Mempunyai kapasitas yang tinggi megenai filsafat hidup.

Kecerdasan interpersonal, ialah kemampuan individu dalam berinteraksi dan memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain. Selain itu Safaria (2005) (dalam Nurunnisa, 2017:14) menjelaskan beberapa ciri anak yang mempunyai kecerdasan interpersonal, sebagaimana dijelaskan berikut:

  1. Dapat melaksakan pengembangan serta penciptaan relasi sosial baru secara efektif.
  2. Mampu berempati dengan orang lain ataupun paham akan orang lain secara maksimal.
  3. Sadar akan komunikasi secara verbal maupun non verbal yang diperlihatkan orang lain.
  4. Sensitif menghadapi perubahan sosial serta tuntutannya.
  5. Mempunyai keterampilan berkomunikasi yang meliputi keterampilan mendengar, berbicara serta menuliskan secara efektif.

Kecerdasan naturalistik

merupakan kepekaan seseorang terhadap alam. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini mampu mengenal dan tertarik mempelajari tumbuhan, hewan dan benda-benda yang ada di alam. Secara umum kecerdasan naturalis memiliki ciri seperti dibawah ini:

  1. Bisa memperhatikan pola serta irama disekitarnya dengan cepat melalui pengamatan perbedaan, persamaan, ataupun anomali.
  2. Bisa memperlihatkan berbagi hal di lingkungan sekitarnya yang dilewatkan orang lain.
  3. Mempunyai ingatan yang kuat secara detail, sering melakukan pengamata secara detail, sering mengamati serta mudah mengingat berbagai hal dari lingkungan sekitar.
  4. Menyukai binatang serta suka mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan hewan.
  5. Suka sekai akan aktivitas diluar ruangan seperti berkebun, berkemah, dan kegiatan lainnya.
  6. Memperlihatkan rasa peduli tentang ancaman yang membahayakan lingkungan seperti punahnya susatu spesies.

Kecerdasan eksistensial-spiritual

Menurut Yaumi & Nurdin (2013:22) adalah kemampuan individu supaya bisa kenal serta paham akan diri secara keseluruhan sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Yaumi dan Nurdin merumuskan ada beberapa ciri kecerdasan ini, diantaranya:

  1. Memberikan anggapan yang penting dalam pengambilan peran serta penentuan berbagai hal besar dari sesuatu.
  2. Suka melakukan diskusi mengenai kehidupan.
  3. Mempunyai keyakinan bahwa agama serta menjalankan ajarannya menjadi hal terpenting dalam kehidupan manusia.
  4. Suka melihat hasil karya seni serta mulai berpikir akan bagaimana cara membuatnya.
  5. Berzikir, bermeditasi, serta berkonsentrasi menjadi bagian dari kegiatan yang diikuti.
  6. Belajar hal baru menjadi sangat mudah apabila paham akan nilai yang ada didalamnya.
  7. Selalu ingin tahu apabila ada gambaran bentuk kehidupan lain di alam.