Diperbarui tanggal 27/05/2022

Kecerdasan Interpersonal

kategori Wawasan Kependidikan / tanggal diterbitkan 27 Mei 2022 / dikunjungi: 4.27rb kali

Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah “kemampuan memahami pikiran, sikap dan prilaku orang lain” Garner (Yaumi,2016: 20). Kecerdasan interpersonal di defenisikan sebagai “kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi dan keinginan orang lain, serta kemampuan memberikan respon secara tepat terhadap suasana hati, tempramen, motivasidan keinginan orang lain” (Yaumi,2016: 20). Kecerdasan interppersonal merupakan “kemampuan untuk memahamii kerjasama dengan orang lain, kecerdasan ini melibatkanbanyak kecakapan, yakni kemampuan berempati pada orang lain” (Henilah: 2015: 83). Siswa dengan kecerdasan interpersonal memahami proses belajar mengajar dengan interaksi dengan orang lain secara efektif, mengajar menggunakan pendekatan interpersonal memungkinkan proses input pengetahuan menjadi pada cluster otak bagian lobus frontal, lobus temporal, hamispare kanan dan sistem limbic. Sujiono (2009: 192) kecerdasan interpersonal adalah “berfikir lewat komunikasi dengan orang lain. Ini mengacu pada “keterampilan manusia” dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain”.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membangun suatu hubungan yang meliputi kepekaan sosial yang ditandai dengan anak memiliki perhatian terhadap semua teman tanpa memilih-milih teman, pemahaman sosial yang ditandai dengan anak dapat menyelesaiakan konflik atau masalah walaupun dengan dibimbing guru, dan komunikasi sosial yang ditandai dengan anak dapat mengemukakan pendapat kepada teman tanpa didekati oleh teman terlebih dahulu.

Karakteristik Kecerdasan Interpersonal Anak

Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan Interpersonal menurut Henilah: 2015: 83) adalah sebagai berikut:

  1. Mempunyai banyak teman
  2. Banyak bersosialisi di sekolah atau di lingkungan terlibat dalam kelompok di luar jam sekolah
  3. Berperan sebagai penengah keluarga ketika terjadi pertikaian
  4. Menikmati permaianan kelompok
  5. Berempati besar terhadap perasaan orang lain
  6. Dicari sebagai penasihat atau pemecah masalah oleh teman temannya
  7. Menikmati mengajari orang lain
  8. Tampak mempunyai bakat memimpin.

Hal ini juga dikemukakan oleh Yuliani Nurani Sujiono (2012: 192), bahwa “karakteristik kecerdasan interpersonal mengacu pada keterampilan manusia, dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain”. Menurut Amstrong (2003: 42) “terdapat beberapa karakteristik cara belajar anak yang memiliki kecenderungan kecerdasan interpersonal, sebagai berikut:

  1. Cara berpikir anak biasanya dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain agar dapat belajar secara optimal dikelas dan dapat menciptakan komunikasi aktif dengan orang lain.
  2. Kegemaran anak dalam proses belajar biasanya menjadi pemimpin, mengorganisasi kelompoknya, menghubungkan, menebarkan pengaruh, dan menjadi mediator.
  3. Kebutuhan anak yang memliki kecerdasan interpersonal dalam belajarnya adalah teman-teman, permainan kelompok, pertemuan sosial, perlombaan, peristiwa sosial, perkumpulan, dan penaihat. Anak terlibat aktif dalam komunikasi dan jarang terlihat menyendiri.

Menurut Sujiono (2009: 192), terdapat beberapa kriteria anak dengan kecerdasan interpersonal kurang baik, yaitu:

  1. Malu bila bertemu dengan orang-orang baru.
    Hal ini juga terjadi pada anak-anak yang baru memasuki dunia sekolah, awal tahun ajaran baru biasanya masih banyak anak yang masih malu berkenalan atau memulai komunikasi dengan teman baru.
  2. Sering kali mengalami kesalahpahaman atau bertengkar dengan orang lain.
    Anak biasanya hanya berpikir dari sisi dia sendiri dan tidak melihat cara berpikir orang lain atau sudut pandang orang lain sehingga sering menimbulkan kesalahpahaman.
  3. Sering bersikap bermusuhan atau membela diri di depan orang lain.
  4. Mempunyai kesulitan besar untuk berempati dengan orang lain.
    Karena anak dengan kriteria seperti ini pada umumnya hanya memikirkan dirinya sendiri dan acuh dengan kondisi psikologi orang lain.
  5. Mempunyai kesulitan dalam membaca suasana hati orang lain, maksud, dan motivasi.
    Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak dengan kecerdasan interpersonal yang baik mempunyai karakteristik memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki banyak teman, pandai mengatasi konflik, menyukai permaianan kelompok, dan memiliki empati besar terhadap perasaan orang lain.

Perkembangan Interpersonal Anak

Menurut Bronson (Tadkiroatun Musfiroh 2005: 90) “anak usia empat sampai lima tahun menunjukkan peningkatan minat terhadap kelompok dalam kegiatan bermain peran”. “Anak usia empat tahun relatif berkembang, mulai mengikuti permainan kooperatif yang diwarnai aktivitas memberi dan menerima” (Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 91). Menurut Brewer (Tadkiroatun Musfiroh 2005: 90), anak usia empat tahun sudah menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Lebih mengembangkan perasaan yang alturistik atau mementingkan kepentingan orang lain. Akulristik adalah lawan dari sifat egois yang mementingkan diri sendiri, sehingga bisa diartikan anak sudah mulai mengurangi karakter egoisnya.
  2. Dapat mengerti perintah dan mengikuti beberapa aturan, aturan dalam permainan atau dalam kelompok. Anak usia empat tahun biasanya sudah mulai bermain dengan beberapa teman atau permaianan kelompok dimana permaianan tersebut tentunya memiliki aturan main.
  3. Memiliki perasaan yang kuat terhadap rumah dan keluarga.
  4. Bermain paralel masih dilakukan, tetapi mulai melakukan permainan yang melibatkan kerjasama. Anak sudah mulai dapat berkomunikasi mengenai pembagian tugas dan bermain atau bekerjasam dengan teman mainnya.
  5. Mengkhayalkan teman sepermaianan. Anak biasanya bicara sendiri dengan teman khayalannya.

Menurut Gardner (Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 69) “kecerdasan interpersonal dipengaruhi oleh interaksi social”. Sejalan dengan pendapat Amstrong (Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 69) “bahwa kecerdasan interpersonal dipengaruhi oleh kualitas pendekatan atau kasih sayang selama kritis tiga tahun pertama, sehingga anak yang dipisahkan dari ibunya pada masa pertumbuhan awal, biasanya akan mengalami permasalahan mengenai kecerdasan interpersonalnya”.

Yuliani Nurani Sujiono (2012: 192) “mengungkapkan mengembangkan atau meningkatkan kecerdasan interpersonal dapat dilakukan dengan cara antara lain belajar kelompok, belajar dengan metode proyek, resolusi konflik, mencapai konsensus sekolah, berteman dalam kehidupan sosial dan atau pengenalan jiwa orang lain”.

Manfaat Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal

Dengan mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak sejak dini akan memberi manfaat baik bagi anak. Menurut Adi W. Gunawan (2006: 119), kecerdasan interpersonal yang dikembangkan dengan baik akan sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam hidupnya setelah dia menyelesaikan pendidikan formal, memungkinkan berkomunikasi dan memahami orang lain, mengerti kondisi pikiran dan suasana hati yang berbeda, memiliki kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan suatu hubungan, dan dapat memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kawannya dan biasanya sangat menonjol dalam melakukan kerja kelompok.

Unsur Kecerdasan Interpersonal

Goleman (2007: 114) mengemukakan terdapat dua kategori besar dalam unsur kecerdasan sosial, yaitu kesadaran sosial dan fasilitas sosial.

  1. Kesadaran sosial menunjuk pada spectrum yang merentang dari secara instan merasa keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya, untuk mendapat situasi sosial yang rumit. Hal tersebut meliputi empati dasar, penyelarasan, ketepatan empati, dan pengertian sosial.
  2. Fasilitas sosial berhubungan dengan bagaimana orang lain merasa atau mengetahui apa yang mereka pikirkan dan tidak melakukan banyak interaksi. Fasilitas sosial bertumpu pada kesadaran sosial untuk memungkinkan interaksi yang baik dan efektif. Fasilitas sosial ini meliputi berinteraksi secara baik dalam kemampuan nonverbal atau sinkron, presentasi diri dan efektif dalam kemampuan mempresentasikan diri sendiri, pengaruh untuk membentuk hasil interaksi sosial, peduli akan kebutuhan orang lain, dan dapat melakukan tindakan yang tepat yang sesuai dengan keadaan tersebut.

Capaian Kecerdasan Interpersonal

Menurut Musfiroh (2010: 7.6) kecerdasan interpersonal memiliki capaian sebagaiberikut:

  1. Anak terlihat paling popular
  2. Anak terlihat mudah bersosialisasi
  3. Anak dapat menjawab lebih terperinci
  4. Anak banyak terlibat kegiatan kelompok
  5. Anak lebih di dengar oleh teman-temannya
  6. Anak memiliki perhatian yang besar terhadap teman sebaya
  7. Anak terlihat banyak menyentuh teman ketika berbicara
  8. Anak terlihat sering mengajari teman
  9. Anak tampak menikmati ketika dilibatkan dalam kegiatan sosial
  10. Anak cenderung berbicara kepada teman sebaya.

Menurut Sujiono (2013: 192) cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak:

  1. Mengembangkan dukungan kelompok
  2. Menyelesaikan konflik
  3. Melakukan kegiatan sosial di lapangan
  4. Menghargai perbedaan pendapat antara anak dengan teman sebaya
  5. Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan sosial dan melatih kesabaran menunggu giliran berbicara
  6. Mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih dahulu

Menurut Jamaris (2017: 48) indikator kecerdasan interpersonal anak yaitu:

  1. Prilaku dalam bermain bersama
  2. Mengikuti percakapan sesuai dengan pokok pebicaraan
  3. Menceritakan pengalaman yang di alami kepada teman
  4. Menyesuaikan diri dengan situasi yang ada
  5. Memehami perasaan teman
  6. Mengikuti peraturan yang di tetapkan
  7. Mengerti baha isarat
  8. Penerimaan teman sebaya terhadap diri sendiri
  9. Melakukan tanggung jawab
  10. Berbagi sesuatau( makanan, minuman, dan lain-lain) dengan teman

Daftar Pustaka

Gunawan. Adi. W . 2006. Genius Learning Strategi. Jakarta: GramediaPustaka

Amstrong, Thomas. 2003. Setiap Anak Cerdas. (Terjemahan Lina Buntaran) Jakarta: Gramedia Pustaka.

Goleman, Daniel. (2007). Social Intellegence. (Terjemahan Hariono S.Imam). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Indriyati. 2007. Hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan rasa percaya diri remaja putri awal yang ada pada siswi SMP Negeri 3 Salatiga. Jurnal. FIP. UNS

Jamaris. Matini. 2017. Pengukuran Kecerdasan Jamak. IKAPI. Ghalia Indonesia