Diperbarui tanggal 11/Des/2021

Bimbingan Belajar

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 11 Desember 2021 / dikunjungi: 7.33rb kali

Pengertian Bimbingan Belajar

Jika dilihat dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bimbingan belajar pada dasarnya termasuk ke dalam pendidikan nonformal. Pada Pasal 26 bagian kelima tentang Pendidikan Nonformal disebutkan bahwa:

  1. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
  2. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
  3. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
  4. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Dari penjabaran undang-undang tersebut di atas, bimbingan belajar termasuk dalam golongan atau kelompok pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka melengkapi pendidikan formal yang ada. Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 6) berpendapat bahwa bimbingan (guidance) merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan yang ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan merupakan upaya yang ditempuh untuk membantu para siswa mengoptimalkan perkembangan potensi dan kecakapannya. Perkembangan tersebut mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, aspek fisik motorik, intelektual, sosial dan afektif.

Abin Syamsuddin Makmun (2003: 277) menyebutkan bahwa layanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu tertentu dan bertujuan agar dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan secara optimal. Perkembangan optimal yang dimaksud adalah perkembangan sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhan. Perkembangan tersebut ditunjukkan dengan terlaksananya tugas-tugas layanan bimbingan sesuai dengan tuntutan dan tahapan perkembangan yang bersangkutan. Sedangkan Dewa Ketut Sukardi (2008: 37) berpendapat bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang secara terus menerus dan sistematis oleh seorang pembimbing agar seorang individu atau sekelompok individu tersebut bisa menjadi pribadi yang mandiri.

Pengertian belajar menurut M. Dalyono (2009: 51) adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar seseorang dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Dengan kata lain, melalui belajar seseorang dapat memperbaiki nasib dan mencapai cita-cita yang didambakan. Oleh karena itu, seseorang harus terus mengusahakan dengan penuh kesungguhan agar proses belajar yang sedang dijalani. Seorang pelajar memiliki kewajiban untuk mencari cara pemecahan dari berbagai kesulitan belajar.
Dari pengertian bimbingan dan belajar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan belajar (bimbel) merupakan suatu program kegiatan yang dilakukan sebagai upaya membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Sedangkan bimbel di luar sekolah merupakan program bimbingan belajar yang dilakukan oleh pihak di luar sekolah. Bimbel yang dimaksud adalah bimbel yang dilakukan oleh perorangan (privat) ataupun bimbel yang dilakukan oleh lembaga.

Jenis-jenis Bimbingan Belajar

Tujuan akhir dari kegiatan bimbingan adalah agar siswa mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik menyangkut bidang pendidikan, karier maupun bidang budaya/keluarga dan masyarakat. Secara lebih khusus Dewa Ketut Sukardi (2008: 53-59) berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, bidang bimbingan mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.

  1. Bidang bimbingan pribadi-sosial
    Dalam bidang pribadi, bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Sedangkan dalam bidang bimbingan sosial, bimbingan dilakukan untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan yang dilakukan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama diberbagai lingkungan atau pergaulan sosial.
  2. Bidang bimbingan belajar
    Pada bidang bimbingan belajar ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan seorang individu untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi beberapa pokok-pokok berikut:
    1. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber yang lain, mengerjakan tugas, mengembangkan keterampilan dan menjalani program penilaian.
    2. Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
    3. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.
    4. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social dan budaya yang ada di lingkungan sekitar dan masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan diri.
    5. Orientasi belajar untuk lanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
  3. Bidang bimbingan karier
    Bimbingan karier adalah bimbingan yang dilakukan sebagai usaha persiapan diri dalam menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu. Serta membekali diri supaya siap dalam menerima jabatan supaya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. (W.S. Winkel, 1997: 127-139)

Berdasarkan pengelompokan tersebut ada beberapa bidang bimbingan, antara lain bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Penelitian ini akan membahas mengenai bimbingan belajar. Bimbel juga dikelompokkan berdasarkan penyelenggaranya. Berdasarkan penyelenggara bimbingan ada dua jenis bimbel di luar sekolah, yaitu:

  1. Bimbingan melalui lembaga bimbingan belajar
    Dalam bimbingan melalui lembaga, metode pembelajaran yang dilakukan adalah secara klasikal, dengan jumlah anak yang dibatasi dan materi pelajaran yang sudah disiapkan oleh lembaga bimbel tersebut. Biaya bimbingan untuk bimbingan ini lebih murah dibanding dengan privat. Hal ini karena jumlah seluruh biaya dibagi atau ditanggung bersama dengan seluruh peserta bimbingan. Jumlah peserta bimbingan yang lebih lebih banyak akan memperkecil biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh setiap peserta bimbingan. Bimbel model ini memiliki peserta bimbingan yang cukup banyak sehingga menyebabkan peserta bimbingan tidak bisa fokus dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, materi yang dibahas harus menyesuaikan dengan materi dari lembaga bimbingan. Hal ini membuat peserta bimbingan tidak bisa leluasa membahas kembali materi yang telah lalu.
  2. Bimbingan melalui lembaga privat
    Pada bimbel privat, jumlah peserta yang mengikuti bimbingan jumlahnya lebih sedikit, yaitu berkisar antara 1-3 orang anak. Materi yang diberikan lebih fleksibel karena menyesuaikan dengan kebutuhan, biasanya materi yang dibahas adalah materi yang dianggap sulit oleh peserta bimbingan. Segi positif lain adalah bisa lebih fokus dalam belajar karena jumlah peserta bimbingan lebih sedikit jika dibanding jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu, peserta bimbingan memiliki kesempatan mengulang kembali materi yang terlewat dengan lebih leluasa. Dari segi biaya, bimbel privat ini lebih mahal Karena menyesuaikan dengan kemauan peserta bimbingan.
    Berdasarkan penyelenggaraanya, bimbingan belajar terbagi atas dua jenis, yaitu bimbingan belajar yang diadakan oleh lembaga dan bimbingan belajar yang dilakukan oleh perorangan (privat). Variabel bimbingan belajar di luar sekolah dalam penelitian ini merupakan variabel dummy. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas dan mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, yaitu siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar.

Tujuan Bimbingan Belajar

Belajar merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan bisa diatasi dengan bantuan kegiatan bimbel. Kondisi ini membuat bimbel dianggap berperan besar dalam kemajuan pendidikan. Dewa Ketut Sukardi (2008: 44-45) menyebutkan bahwa bimbel dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Dalam aspek tugas perkembangan pendidikan, bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa agar:

  1. Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif
  2. Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
  3. Mampu belajar secara efektif
  4. Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ujian.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo (1991: 105), tujuan bimbel secara umum adalah membantu siswa menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi belajar yang ada. Hal ini dimaksudkan agar setiap siswa dapat belajar secara efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai tahap perkembangan yang paling optimal. Untuk mengetahui lebih jelas tentang tujuan bimbel, berikut ini dipaparkan secara lebih terperinci mengenai belajar secara efektif dan efisien tersebut:

  1. Mencarikan cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa atau kelompok siswa.
  2. Menunjukkan cara mempelajari yang sesuai dan penggunaan buku yang tepat.
  3. Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk mengenai pemanfaatan fasilitas sekolah.
  4. Membantu kesulitan belajar siswa dalam mengerjakan tugas sekolah dan mempersiapkan diri menghadapi ujian atau ulangan.
  5. Membantu siswa menentukan bidang studi atau jurusan sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita, kondisi fisik atau kesehatan dan kondisi keuangan keluarga.
  6. Membantu siswa menghadapi kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu.
  7. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.
  8. Memberikan pelajaran tambahan yang berhubungan dengan pembelajaran sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karirnya di masa depan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pada intinya penyelenggaran bimbingan belajar di luar sekolah dimaksudkan untuk membantu peserta bimbingan atau siswa untuk mengembangkan diri sehingga menjadi lebih baik lagi. Pengelola bimbel di luar sekolah selalu mengusahakan secara maksimal demi mencapai tujuan yang telah diungkapkan sebelumnya. Semakin banyak tujuan yang tercapai dari pelaksanaan bimbel maka semakin meningkatkan kepuasan para pelanggan atau konsumen.

Kriteria Keberhasilan Bimbingan Belajar

Kepuasan atau kekecewaan bisa datang kepada konsumen atau pelanggan dari sebuah program bimbel. Kepuasan konsumen dapat menjadi standar atau patokan dalam menilai keberhasilan bimbel. Kepuasan konsumen didasarkan pada perubahan peserta bimbingan yang menjadi lebih baik setelah mengikuti bimbel tersebut. Robinson (Abin Syamsuddin Makmun, 2003: 290-291) mengemukakan beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk menilai keberhasilan dan keefektifan program bimbel. Kriteria yang digunakan oleh Robinson, yaitu:

  1. Kriteria keberhasilan yang tampak segera (immediate criteria)
    1. Siswa mulai menyadari dan memahami permasalahan yang sedang dihadapi.
    2. Siswa mulai menunjukkan kemampuannya untuk mengadakan pertimbangan, mengadakan pilihan dan pengambilan keputusan secara sehat dan rasional Siswa telah menunjukkan kesediaan dan kemampuan untuk melakukan usaha-usaha atau tindakan perbaikan dan penyesuaian, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
  2. Kriteria keberhasilan dalam jangka panjang (long term criteria)
    1. Siswa menunjukkan kebahagiaan dan kepuasan dengan melakukan berbagai macam perilaku atau dari tindakan dan usahanya.
    2. Siswa mampu menghindari secara preventif faktor-faktor yang mungkin membawanya dalam kesulitan atau masalah.
    3. Siswa menunjukkan sifat-sifat yang kreatif, konstruktif, produktif dan kontributif secara akomodatif sehingga bias menjadi anggota kelompok yang efektif.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa kriteria keberhasilan program bimbingan ada yang tampak segera dan akan nampak dalam jangka panjang. Jika kriteria-kriteria tersebut telah terpenuhi, maka sebuah bimbel dapat dikatakan berhasil. Namun, jika sampai batas waktu tertentu kriteria tersebut belum tampak, maka sebaiknya dilakukan peninjauan kembali terhadap pelaksanaan program bimbel tersebut.