Model Pembelajaran RADEC
Pengertian Model Pembelajaran RADEC
Model Pembelajaran RADEC dikembangkan dengan berlandaskan pada beberapa hal berikut ini: Pertama, tujuan pendidikan Nasional. Seperti yang sudah dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan berbagai potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pemerintahan Republik Indonesia, 2003). Kedua, fakta lapangan menunjukkan bahwa saat ini sumber belajar baik brupa buku maupun sumber lain seperti sumber informasi dan internet banyak tersedia dan dapat diperoleh peserta didik. Dengan demikian bagi sekolah-sekolah yang sudah memiliki sumber informasi lain selain guru memungkinkan belajar dengan cara pengagalian informasi secara mandiri oleh peserta didik sebelum pertemuan dikelas.
Fakta berikutnya menunjukkan bahwa seringkali model yang datangnya dari Negara lain tak sesuai dengan kondisi di Indonesia. Walaupun model-model tersebut terbukti dalam meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran tetapi seringkali memerlukan waktu pembelajaran yang lebih lama dari alokasi waktu yang tersedia. Untuk itu diperlukan model yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran tetapi pembelajarannya dapat dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang tersedia. Fakta lain juga menunjukkan adanya kenyataan tentang rendahnya kualitas prestasi peserta didik di Indonesia disbanding peserta didik dari Negara lain berdasarkan berbagai studi perbandingan Inernational baik dalam bidang matematika, sains, maupun membaca (Schleicher,2012). Ketiga menurut teori kontruktivisme social yang di gagas oleh vygotsky, perkembangan kemampuan kognitif pada anak terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan social, kemampuan actual, kemampuan potensial, dan zone of proximal development (ZPD). Kemampuan potensial merupakan kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain. Kemampuan actual merupakan kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan tugas dengan bantuan orang lain. Sementara ZPD merupakan daerah diantara kemampuan actual dan kemampuan potensial. (Lui, 2012;Vygotsky,1962).
Keempat membaca merupakan keterampilan ketika berada di kelas I dan II sekolah dasar, selanjutnya di kelas III peserta didik belajar menggali informasi untuk memperoleh pemahaman. Karena membaca merupakan keterampilan, maka dengan seringnya berlatih peserta didik akan semakin terlampir dalam memahami isi bacaan. Keterampilan membaca ini akan berkembang dengan baik dalam setting pembelajaran berbasis literasi yang meliputi kegiatan inti di kelas meliputi membaca-berfikir-menulis.(Suyono,2009).
Sopandi (2017) menjelaskan,“Model pembelajaran Read, Answer, Discuss, Explain And Create (RADEC) adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi Indonesia”. Menurut Sopandi, dkk (2019:4), Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk membangun keterampilan berpikir kritis dalam konteks keindonesiaan dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang percaya pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sejalan dengan pendapat para ahli di atas, Setiawan, dkk (2019:3) menjelaskan,“Model RADEC merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan kompetensi dan keterampilan abad ke-21”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya model pembelajaran Read, Answer, Discuss, Explain And Create (RADEC), peserta didik didorong untuk mampu berpikir kritis, mampu mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dapat menjadi manusia yang percaya pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Langkah-langkah Model Pembelajaran RADEC
Menurut (Sopandi, 2019) Model pembelajaran RADEC (Read, Answer, Disscuss, Explain, and Create) merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 dan menguasai konsep pembelajaran yang dipelajari. Model pembelajaran RADEC dikembangkan berdasarkan beberapa hal berikut. Pertama, Mengembangkan potensi yang peserta didik, menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berbudi luhur, sehat, berpengetahuan, cakap, kreatif, mandiri, dan menadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kedua, model ini dikembangkan atas dasar teori kontruktivisme.
Menurut Vygotsky (1962) mengemukakan bahwa keterampilan kognitif pada anak-anak dapat berkembang melalui interaksi dengan lingkungan sosial. Jadi dalam proses pembelajaran, ada masa dimana siswa perlu belajar secara mandiri tentang suatu konsep materi pelajaran tanpa dibantu oleh guru, Atas dasar teori tersebut, maka dalam proses pembelajaran guru harus melakukan pembelajaran diantara hal tersebut. Model pembelajaran RADEC memiliki karakteristik dalam pembelajaran diantaranya adalah:
- pembelajaran RADEC senantiasa mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran;
- pembelajaran RADEC mendorong siswa untuk belajar secara mandiri;
- pembelajaran RADEC senantiasa menghubungkan apa yang diketahui siswa dengan materi yang dipelajari;
- pembelajaran RADEC menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata atau isuisu kontemporer;
- pembelajaran RADEC senantiasa memberikan peluang bagi siswa untuk aktif mengajukan pertanyaan, berdiskusi, mengajukan rencana penyelidikan, dan menyimpulkan materi yang dipelajari;
- pembelajaran RADEC memberikan peluang kepada siswa untuk mempelajari materi secara mendalam melalui tugas pra pembelajaran (Handayani, dkk. 2019).
Sintaks model pembelaajaran RADEC mendorong siswa untuk melakukan berbagai aktifitas dalam pembelajaran seperti membaca, menjawab, berdiskusi, menjelaskan, serta membuat karya. Proses pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk melakukan berbagai aktifitas selama pembelajaran mengembangkan keterampilan berpikir dan memberikan rasa kepemilikan, tanggungjawab, dan keterlibatan dalam pendidikan (Zandvakili, dkk, 2018).
Sejalan dengan hal tersebut, model pembelajaran RADEC telah terbukti mampu meningkatkan pengusaan konsep dan mengembangkan keterampilan menjelaskan siswa (Sopandi,2019).
Adapun tahapan model pembelajaran RADEC dalam Sopandi (2007):
Tahap Membaca atau Read (R)
Pada tahap ini siswa menggali informasi dari berbagai sumber baik buku maupun sumber informasi lainnya. Agar terbimbing saat menggali informasinya siswa dibekali dengan pertanyaan-pertanyaan pra pembelajaran yang disusun dalam bentuk Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat dibuat sesuai dengan materi akan diajarkan oleh guru. Pertanyaan pra pembelajaran diberikan sebelum pertemuan pembelajaran di kelas. Kegiatan menggali informasi dalam rangka menjawab pertanyaan ini dilakukan secara mandiri oleh siswa diluar kelas. Ini didasari pemikiran bahwa sejumlah informasi dapat digali sendiri oleh siswa. Informasi yang tidak dapat dipahami siswa dengan hanya membaca dapat ditanyakan kepada temannya (tutor sebaya) atau dijelaskan oleh guru saat pertemuan di kelas. Dengan cara memberikan tugas belajar secara mandiri pada peserta didik sebelum belajar di kelas juga mendorong pembelajaran di kelas lebih difokuskan pada bagian materi pelajaran yang dianggap sukar oleh seluruh siswa.
Tahap Menjawab atau Answer (A)
Setelah tahap pertama dilakukan maka lanjut ketahap kedua yaitu menjawab pertanyaan prapembelajaran. Dengan cara seperti ini dimungkinkan siswa secara mandiri melihat pada bagian mana mereka kesulitan mempelajari suatu materi. Di samping itu siswa sendiri dapat menilai apakah dia termasuk orang yang rajin membaca atau tidak, rajin belajar atau tidak dan lain sebagainya. Selain itu guru juga dapat melihat kebutuhan siswa yg berbeda satu sama lain.
Tahap Berdiskusi atau Discuss (D)
Pada tahap ini siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban atas pertanyaan atau hasil pekerjaan yang telah mereka kerjakan diluar kelas atau dirumah secara mandiri sebelum pertemuan dikelas dilakukan. Guru memotivasi siswa yang berhasil mengerjakan tugas tertentu dari LKPD. Siswa yang belum menguasainya dimotivasi guru untuk mau bertanya pada temannya. Tahap ini pun bisa diisi dengan kegiatan mendiskusikan hasil pekerjaannya temannya, guru hanya bertugas mengarahkan siswa dalam rangka memperoleh jawaban atau pekerjaan yang benar. Dengan cara mencermati kegiatan seluruh kelompok guru juga dapat menentukan kira-kira kelompok mana atau siapa yang sudah menguasai konsep yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan ini, guru dapat menentukan kira-kira siapa yang dapat dijadikan narasumber pada tahap berikutnya (Explain). Di samping memastikan terjadinya komunikasi antar peserta didik dalam setiap kelompok dan mengidentifikasi nara sumber dari peserta didik untuk tahap berikutnya, pada tahap ini guru juga dapat mengidentifikasi pada bagian tugas mana seluruh peserta didik atau kelompok mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut selanjutnya akan dijelaskan oleh guru secara klasikal untuk semua kelompok pada tahap explain (E). Tahap berdiskusi (D) Diakhiri manakala peserta didik selesai mendiskusikan tugasnya, atau peserta didik sudah tak dapat lagi melanjutkan pekerjaan karena mengalami kesulitan.
Tahap Menjelaskan atau Explain (E)
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan presentasi secara klasikal. Materi yang dipresentasikan melingkupi seluruh indicator pembelajaran yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Pada kegiatan ini guru pun mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, menanggapi, atau menambahkan terhadap kelompok yang sedang melakukan presentasi. Pada tahap ini guru menjelaskan konsep esensial yg belum dapat dikuasai seluruh peserta didik berdasarkan hasil pengamatan pada tahap berdiskusi (D). Pada saat menjelaskan bagian tersebut guru mungkin memberikan penjelasan berupa ceramah, demonstrasi atau hal lainnya yang diperkirakan dapat mengatasi kesulitan seluruh siswa tersebut.
Tahap Mengkreasi atau Create (C)
Pada tahap ini, guru menginspirasi siswa untuk belajar menggunakan pengetahuan yang sudah dikuasainya untuk mencetuskan ide atau pemikiran yang sifatnya kreatif. Jadi tahap ini tinggal mendiskusikannya saja secara klasikal. Karena siswa sebelumnya sudah ditugaskan mengerjakannya secara mandiri dan juga sudah mendiskusikannya pada tahap D. Bila siswa kesulitan mencetuskan ide-ide kreatif, guru harus menginspirasi siswa, dan jika siswa tidak memiliki ide maka siswa dapat mengerjakan ide dari gurunya.
Sintak Pembelajaran RADEC
Menurut Kaharuddin dan Nining Hajeniati (2020: 123) sintak pembelajaran RADEC yaitu:
- Read (R). Pertama, siswa membaca buku sumber dan sumber informasi lain yang bertemali dengan materi yang akan dipelajari di kelas.
- Answer (A). siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pra-pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri di luar kelas atau di rumah.
- Discuss (D). Siswa belajar secara berkelompok (2-4 orang) untuk mendiskusiskan jawaban-jawaban dari pertanyaan pra-pembelajaran. Pada tahap ini guru dapat mengidentififkasi beragam kebutuhan siswa.
- Explain (E). Penyajian penjelasan secara klasikal tentang materi yang telah didiskusikan. Narasumber bisa dipilih dari perwakilan siswa.
- Create (C). Siswa merumuskan ide-ide kreatif baik berupa rumusan pertanyaan penyelidikan, pemecahan masalah atau proyek yang dapat dibuat dan
mewujudkannya. Ide kreatif bersesuaian dengan materi yang telah dikuasai dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Secara lebih detil urutan langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
- Tahap Membaca atau Read (R)
Pada tahap ini peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber baik buku, sumber informasi cetak lainnya dan sumber informasi lain seperti internet. Agar terbimbing dalam menggali informasinya peserta didik dibekali dengan pertanyaan-pertanyaan pra pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dipelajari.Yang dimaksud dengan pertanyaan pra pembelajaran adalah pertanyaan yang jawabannya merupakan aspek kognitif esensial yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari suatu materi pelajaran.Tingkatan berfikir yang dituntut dalam pertanyaan sebaiknya beragam dari berfikir tingkat rendah (LOT) sampai berfikir tingkat tinggi (HOT). Dari mulai sekedar menghafal informasi sampai merumuskan contoh pertanyaan produktif, rumusan masalah, dan rencana proyek yang dapat dibuat yang sesuai dengan materi yang dipelajari. Pertanyaan pra pembelajaran ini diberikan sebelum pertemuan pembelajaran di kelas.Kegiatan menggali informasi dalam rangka menjawab pertanyaan ini dilakukan secara mandiri oleh peserta didik di luar kelas. Hal ini didasari pemikiran bahwa sejumlah informasi dapat digali sendiri oleh peserta didik tanpa bantuan orang lain. Informasi yang tidak dapat dikuasai peserta didik dengan hanya membaca dapat ditanyakan kepada peserta didik lain (tutor
sebaya) atau dijelaskan oleh guru saat pertemuan di kelas. Dengan cara ini maka pembelajaran di kelas dapat lebih difokuskan pada pengembangan aspek lain (terutama karakter sosial) yang pengembangannya memerlukan interaksi dengan orang lain. Dengan 31 cara memberikan tugas belajar secara mandiri pada peserta didik sebelum belajar di kelas juga mendorong pembelajaran di kelas lebih difokuskan pada bagian materi pelajaran yang dianggap sukar oleh seluruh peserta didik. - Tahap Menjawab atau Answer (A)
Pada tahap ini peserta didik menjawab pertanyaan pra pembelajaran berdasarkan pengetahuan yang diperoleh pada tahap Read (R).Pertanyaan pra pembelajaran disusun dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Dengan cara seperti ini dimungkinkan peserta didik secara mandiri melihat pada bagian mana mereka kesulitan mempelajari suatu materi. Di samping itu peserta didik sendiri dapat menilai apakah dia termasuk orang yang malas atau rajin membaca, mudah atau sukar memahami isi bacaan, tidak suka atau tidak suka membaca teks pelajaran, dan lain-lain.Guru pun dengan melihat pengerjaan tugas peserta didik pada Lembar Kerja Siswa dan sedikit pertanyaan pada setiap peserta didik dapat mengetahui tentang semua keadaan peserta didik tersebut.Berdasarkan data tersebut guru dapat memberi bantuan yang tepat untuk setiap peserta didik. Besar kemungkinan guru akan menemukan tentang adanya kebutuhan peserta didik yg berbeda satu sama lain. - Tahap Berdiskusi atau Discuss (D)
Pada tahap ini peserta didik secara berkelompok 4-5 orang mendiskusikan jawaban atas pertanyaan atau hasil pekerjaan yang telah mereka kerjakan di luar kelas atau di rumah secara mandiri sebelum pertemuan di kelas dilakukan. Guru memotivasi peserta didik yang berhasil dalam mengerjakan tugas tertentu dari LKS untuk memberi bimbingan pada temannya yang belum menguasainya. Peserta didik yang belum menguasainya dimotivasi guru untuk mau bertanya pada temannya. Tahap ini pun bisa diisi dengan kegiatan mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan hasil pekerjaan temannya yang lain dalam satu kelompok. Dengan demikian, pada tahap ini guru bertugas memastikan bahwa terjadi komunikasi antar peserta didik dalam rangka memperoleh jawaban atau pekerjaan yang benar. Dengan cara mencermati kegiatan seluruh kelompok guru juga dapat menentukan kira-kira kelompok mana atau siapa yang sudah menguasai konsep yang sedang dipelajari. Dengan cara ini pula guru dapat mengetahui kelompok mana atau siapa yang sudah memiliki ide-ide kreatif sebagai bentuk penerapan konsep yang sudah dikuasainya. Berdasarkan hasil pengamatan ini, guru dapat menentukan kira-kira siapa yang dapat dijadikan nara sumber pada tahap berikutnya, (Explain (E). Di samping memastikan terjadinya komunikasi antar peserta didik dalam setiap kelompok dan mengidentifikasi nara sumber dari peserta didik untuk tahap berikutnya, pada tahap ini guru juga dapat mengidentifikasi pada bagian tugas mana seluruh peserta didik atau kelompok mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut selanjutnya akan dijelaskan oleh guru
secara klasikal untuk semua kelompok pada tahap explain (E). Tahap berdiskusi (D) diakhiri manakala peserta didik selesai mendiskusikan tugasnya, atau peserta didik sudah tak dapat lagi melanjutkan pekerjaan karena mengalami kesulitan. - Tahap Menjelaskan atau Explain (E)
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan presentasi secara klasikal.Materi yang dipresentasikan melingkupi seluruh indikator pembelajaran aspek kognitif yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.Urutan presentasinya disesuaikan dengan urutan rumusan indikator tersebut dalam rencana pembelajaran. Pada tahap ini perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan konsep esensial yang sudah dikuasainya di depan kelas. Pada kegiatan ini pun, guru memastikan bahwa apa yg dijelaskan peserta didik tersebut benar secara ilmiah dan semua peserta didik memahami penjelasan tersebut. Pada kegiatan ini guru pun mendorong peserta didik lain untuk bertanya, membantah, atau menambahkan terhadap apa yang sudah dipresentasikan oleh temannya dari kelompok lain tersebut. Pada tahap ini pun dapat dijadikan kesempatan bagi guru untuk menjelaskan konsep esensial yg belum dapat dikuasai seluruh peserta didik berdasarkan hasil pengamatan pada tahap berdiskusi (D).Pada saat menjelaskan bagian tersebut guru mungkin memberikan penjelasan berupa ceramah, demonstrasi atau hal lainnya yang diperkirakan dapat mengatasi kesulitan seluruh peserta didik tersebut. - Tahap Mengkreasi atau Create (C)
Pada tahap ini guru menginspirasi peserta didik untuk belajar menggunakan pengetahuan yang sudah dikuasainya untuk mencetuskan ide-ide atau pemikiran yang sifatnya kreatif.Pemikiran kreatif dapat berupa rumusan pertanyaan produktif, masalah di lingkungan sekitar yang memerlukan pemecahan, atau pemikiran untuk membuat karya lainnya.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tugas membuat ide-ide atau pemikiran yang sifatnya kreatif sudah tercantum dalam pertanyaan pra pembelajaran.Jadi pada tahap ini tinggal mendiskusikannya saja secara klasikal. Karena peserta didik sebelumnya sudah ditugaskan mengerjakannya secara mandiri dan juga sudah mendiskusikannya pada tahap D. Bila guru menemukan semua peserta didik mengalami kesulitan untuk mencetuskan ide-ide kreatif, guru perlu memberikan inspirasi pada peserta didik. Sumber inspirasi yang diberikan guru dapat berupa contoh penelitian, pemecahan masalah atau karya lain yg sudah dilakukan orang. Selanjutnya secara klasikal peserta didik mendiskusikan ide-ide kreatif lain yg dapat dibuat sekaligus merencanakan dan merealisasikannya. Sebagai inspirasi lain bagi peserta didik, guru dapat memberikan contoh rencana kreatif yang belum pernah direalisasikan baik oleh dirinya maupun orang lain. Dalam keadaan peserta didik belum memiliki ide sendiri maka mereka dapat mengerjakan ide guru tersebut. Pengerjaaan ide ini dapat dilakukan secara mandiri atau dapat juga secara berkelompok tergantung karakter yang akan dikembangkan pada diri peserta didik. Pengerjaan ini secara teoritis lebih menantang peserta didik karena idenya betul-betul orisinil dan kemungkinannya bisa berhasil atau tidak berhasil.Di samping itu pengerjaaannya bisa di kelas maupun di luar kelas, bisa sebentar bisa juga lama. Tahap ini yang menonjol adalah tahap melatih peserta didik berfikir, bekerjasama, berkomunikasi dari mulai menemukan ide kreatif, mengambil keputusan ide yang akan direalisasikan, merencanakan, melaksanakan, melaporkan dan menyajikan hasil realisasi ide kreatif tersebut dalam beragam bentuk.
Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran RADEC
Keunggulan Model Pembelajaran RADEC
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tidak terkecuali model pembelajaran Read, Answer, Discuss, Explain And Create (RADEC). Model pembelajaran Read, Answer, Discuss, Explain And Create (RADEC) memiliki kelebihan dan kekurangan. Kaharuddin dan Nining Hajeniati (2020:123) menjelaskan, kelebihan model pembelajaran RADEC sebagai berikut.
- Memberikan kesempatan kepada guru untuk mendesain model pembelajaran yang menarik.
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
- Meningkatkan kemampuan menganalisis dan membaca siswa.
- Meningkatkan kerjasama dalam kelompok.
Model pembelajaran RADEC memiliki beberapa keunggulan menurut (Sopandi, 2019) diantaranya yaitu:
- Dapat mendorong siswa untuk memperoleh keterampilan abad 21.
Pada abad 21 ini ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh manusia yaitu pemahaman konseptual, berpikir kritis, kolaborasi dan komunikasi, dan berpikir kreatif. Keunggulan model RADEC lainnya adalah tahapan dari model ini mudah untuk dipahami dan diingat oleh guru. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Handayani & Sopandi (2019) yang hasilnya adalah sebanyak 97,2% guru yang mengikuti pelatihan tertarik untuk mengimplementasikan model pembelajaran RADEC di sekolah karena mudah untuk dipahami dan hasil implementasi di sekolahnya pun dapat membantu siswa untuk membangun karakter, meningkatkan pemahaman konseptual siswa dan mendorong siswa mengembangkan kompetensi adad ke-21. - langkah-langkah pembelajarannya mudah untuk dipahami oleh guru,
Langkah-langkahnya terlihat dari singkatan dari nama model itu tersendiri yaitu Read, Answer, Discus, Explain and Create. Kemudahan dalam mengingat dan mengimplementasikan model pembelajaran RADEC ini terbukti dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa langkah-langkah model RADEC mudah untuk dihafal dan dipahami serta dapat membantu siswa untuk membangun budaya membaca, meningkatkan literasi siswa, meningkatkan pemahaman konseptual siswa dan mendorong siswa untuk mengembangkan kompetensi abad ke-21 Penjelasan diatas menunjukkan bahwa model pembelajaran RADEC memiliki keunggulan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang belum sesuai dengan tuntutan tujuan pendidikan nasional dan tuntutan perlunya membekali peserta didik dengan keterampilan abad 21.
Menurut Buku Model Pembelajaran RADEC “Teori dan Implementasi di Sekolah, 2022” menyebutkan bahwasannya keunggulan dari model pembelajaran RADEC yakni:
- Memupuk minat membaca peserta didik
- Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
- Meningkatkan kesiapan peserta didik untuk belajar dikelas/ laboratorium
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
- Melatih keterampilan peserta didik untuk berkolaborasi dalam kelompok
- Melatih kreativitas peserta didik menggunakan pengetahuannya untuk menemukan ide penyelidikan, pemecahan masalah, atau proyek yang bertemali dengan kehidupan sehari-hari
- Meningkatkan efektivitas guru dalam memberikan bantuan pada peserta didik.
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik
- Pembelajaran dikelas lebih ditunjukan untuk melatih peserta didik mempelajari hal-hal yang untuk mempelajarinya perlu berinteraksi dengan oranglain
- Menunjang oeningkatan multilterasi (teknologi, bidang studi seperti sains, komunikasi, bahasa, dan kebudayaan) dan
Sintaks atau langkah-langkah pembelajarannya mudah diingat dan dipahami
Kekurangan Model Pembelajaran RADEC
Selain itu, Kaharuddin dan Nining Hajeniati (2020: 123) menjelaskan, beberapa kekurangan dari model pembelajaran RADEC sebagai berikut.
- Penggunaan RADEC umumnya hanya untuk bidang tertentu.
- Lebih spesifik ke dalam soal cerita.
Daftar Bacaan
- Adi, Y. K., Sopandi, W., Handayani, H., & Suryana, N. (2018). The Readiness Of Primary School Teachers To Implement The Read-Answer-Discuss-Explain- And Create (RADEC) Learning Model. Dalam Syaodih, Sujana, Handayani & William (Penyunting). Prosiding International Conference on Elementary Education (hlm. 609–614). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
- Herprawtiwi.(2016). Teori Belajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademi
- Moleong, L.J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
- Pratama, Y., A., Sopandi., W & Hidayah, Y. (2019). RADEC Learning Model (Read, Answer, Discuss, Explain And Create): The Importance of Building Critical Thinking Skills In Indonesian Context. International Journal for Educational and Vocational Studies, 2(1),
109–115. - Pratama, Yoga Adi. Sopandi, W., & Hidayah, Y. 2019. Model Pembelajaran RADEC (ReadAnswer-Discuss-Explain And Create): Pentingnya Membangun Keterampilan Berpikir Kritis dalam Konteks Keindonesiaan. Indonesia Journal of Learning Education and Counseling: Vol. 2 No. 1.
- Sopandi, Wahyu. (2017). Pengajuan Pertanyaan Pra-Pembelajaran Dalam Model Pembelajaran RADEC Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Peserta
Didik. Bandung: Upi Press. - Sopandi, Wahyu. (2017). The Quality Improvement Of Learning Processes And Achievements ThroughThe Read- Answer-Discuss-Explain-And Create Learning Model Implementation. Bandung: Upi Press.
- Sopandi, W., & Handayani, H. (2019). The Impact of Workshop on Implementation of ReadAnswer-Discuss-Explain-And-Create (RADEC) Learning Model on Pedagogic
Competency of Elementary School Teachers. 178(ICoIE 2018), 7–11. - Sopandi, W. (2019). Sosialisasi dan Workshop Implementasi Model Pembelajaran RADEC Bagi Guru-Guru Pendidikan Dasar dan Menengah [Dissemination and Implementation Workshop of RADEC Learning Models for Primary and Secondary Education Teachers].
PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 8(1), 19. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v8i1.1853 - Suryana, Nana. (2018). RADEC Kembangkan Keterampilan Abad 21.Tasikmalaya: Radar Tasikmalaya tersedia di https://www.radartasikmalaya.com/radec-kembangkanketerampilan-abad-21/ diakses pada tanggal 12 Januari 2019 pukul 18.30
- Yuberti.(2014). Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar dalam Pendidikan. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (Aura)