Diperbarui tanggal 7/08/2022

Pohon Kepayang

kategori Flora dan Fauna / tanggal diterbitkan 7 Agustus 2022 / dikunjungi: 2.29rb kali

Deskripsi Botani Kepayang (Pangium edule Reinw.)

Kepayang merupakan tumbuhan yang dikenal dengan nama kepayang, kluwek, picung, keluwek, keluak, atau kluak. Kepayang ini termasuk ke dalam suku Achariaceae (Yohar, 2012:3). Kepayang merupakan jenis tumbuhan berukuran sedang sampai besar. Tinggi pohon ini dapat mencapai 18-40 meter dengan diameter batang sampai dengan 100 cm dan kadang berbanir, tajuk pohon lebat. Menurut Yohar (2012:9) kepayang memiliki batang berkayu dengan bentuk besar tinggi menjulang. Batang berbentuk berlekuk dangkal dengan pangkal batang besar dan berbanir. Kulit batang kepayang umumnya licin dan terkadang memiliki retakan kasar pada batang yang telah tua.

Kepayang termasuk tumbuhan yang multi fungsi dimana bagian dari tumbuhan kepayang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari batang yang dapat digunakan dalam pembuatan rumah, daun sebagai obat-obatan, buah sebagai bahan bumbu penyedap, makanan ringan dan pengawet makanan dan minyak kepayang yang dapat menggantikan peran minyak kelapa pada umumnya. Menurut Yohar (2016:12) bagian-bagian tumbuhan kepayang yang dapat dimanfaatkan antara lain, biji yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan agar tetap segar, kulit batang dapat dijadikan racun ikan, dan minyak yang dihasilkan dari biji dapat digunakan menjadi minyak sayur sebagai pengganti minyak kelapa.

1. Daun Kepayang

Kepayang memiliki daun berupa daun tunggal, mengumpul di ujung ranting dan bertangkai panjang, helaian daun dari pohon muda berlekuk tiga, sedangkan pada yang tua bundar telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung dan ujungnya meruncing. Menurut Sari dan Suhartati (2015:26) kepayang memiliki daun tunggal, mengumpul di ujung ranting dan bertangkai panjang. Daun dari pohon muda berlekuk tiga sedangkan pada pohon tua daun berbentuk bulat telur melebar di pangkal berbentuk jantung dan ujung daun meruncing.

daun kepayangDaun kepayang

2. Bunga Kepayang

Bunga kepayang berwarna putih ataupun coklat kehijauan, tumbuh pada ketiak daun atau hampir diujung-ujung ranting. Bunga jantan tersusun dalam malai, sedangkan bunga betina muncul sendiri-sendiri hampir di ujung ranting. Kepayang mulai berbunga setelah berumur sekitar 15 tahun, tumbuhan ini berbunga dan berbuah sepanjang tahun (Anonim, 2011).

Bunga kepayang

3. Buah Kepayang

Kepayang memiliki kulit buah berwarna coklat dengan permukaan kasar, diameter buah pangi sekitar 10-25 cm, daging buahnya berwarna kuning pucat dan lunak, tiap buah berisi 1-18 biji atau lebih.

buah kepayang

4. Biji Buah Kepayang

Kepayang memilik biji yang bertempurung, berbentuk asimetris, dengan ukuran 3-4 cm. Tempurung biji bertekstur dengan warna cokelat kehitaman, ketebalan tempurung antara 3-4 mm. dan sangat keras. Daging biji berwarna sangat putih.

biji buah kepayangbiji buah kepayang

Biji Utuh, b) Biji yang Telah Dibelah

 

 

Klasifikasi Kepayang

Berikut klasifikasi ilmiah kepayang menurut Yohar (2015:4):
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Achariaceae
Genus : Pangium
Spesies : Pangium edule

Tempat Tumbuh dan Persebaran

Kepayang berbentuk pohon yang tumbuh liar atau setengah liar, umumnya tumbuh di daerah dataran tinggi dan dapat ditemukan tumbuh alami dan liar di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) (Yohar, 2012:3). Tumbuhan ini dapat hidup pada suhu antara 24-30o C, kelembaban udara 50-80%, kemiringan lahan 10-65%, dan ketinggian tempat 15-306 mdpl. Jenis tanah latosol dengan tekstur geluh lempungan dengan pH antara 5,5-6,5. Wilayah penyebaran tanaman kepayang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Melanesia (Irlandia Baru, Inggris) (Heriyanto, 2008:38).

Pemanfaatan

Menurut Ramond (2017:1) kepayang dapat menghasilkan minyak yang berasal dari bijinya. Cara pengolahannya dilakukan dengan cara merebus biji kepayang selama 2-3 jam, kemudian dikupas, dikeringkan sampai minyaknya keluar dan dikempa dengan papan, sampai menghasilkan minyak kepayang yang layak untuk dikonsumsi. Pada daerah perairan, nelayan-nelayan tradisional banyak menggunakan kepayang sebagai bahan pengawet hasil tangkapannya, dengan cara menaburkan cacahan biji kepayang segar pada ikan (Mangunwardoyo dkk, 2008:167). Kepayang juga memiliki daya adaptasi di dataran rendah berawa dan biasanya tumbuh di pinggiran sungai, sehingga di beberapa daerah di Indonesia memanfaatkan kepayang sebagai tumbuhan pelindung erosi di daerah bantaran sungai (Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, 2015).