Diperbarui tanggal 13/01/2022

Gastropoda

kategori Flora dan Fauna / tanggal diterbitkan 13 Januari 2022 / dikunjungi: 6.80rb kali

Gastropoda berasal dari bahasa Yunani (gaster = perut; podas = kaki) yang berarti hewan yang memiliki perut (Morton, 1990:28). Gastropoda merupakan kelas terbesar dari Filum Molluska dengan jumlah 30.000 spesies yang telah berhasil dideskripsikan. Persebaran Gastropoda tergolong luas yaitu di perairan tawar, payau, laut, teresstrial (Ruppert dan Barnes, 1994:379). Umumnya, jenis Gastropoda bercangkang terpilin membentuk spiral, memiliki dua tentakel pada kepalanya, kaki lebar dan pipih, rongga mantel dan organ-organ internal terputar 180° (torsion) terhadap kepala dan kaki, bernafas dengan paru-paru atau insang, dan organ reproduksi berumah satu atau dua.

Morfologi Gastropoda

Gastropoda memiliki ciri morfologi khas yang dapat membedakannya dengan anggota Molluska lain yaitu memiliki perut yang lebar dan pipih serta mantel berupa membran tipis yang mensekresikan bahan-bahan penyusun cangkang. Gastropoda umumnya memiliki cangkang tunggal yang terpilin membentuk spiral di bagian dorsal tubuh. Massa visceral terbungkus oleh cangkang dan mengalami perputaran 180° berlawanan dengan arah jarum jam terhadap sumbu anterior-posterior. Kaki perut yang lebar dan pipih pada gastropoda yang berfungsi sebagai alat gerak. Kaki hewan tersebut dilengkapi dengan silia dan kelenjar yang mengeluarkan lendir untuk memudahkan pergerakan (Arnold dan Birtles, 1989:8; Rupert dan Barnes, 1994:379; Pechenik, 1996:227). Gerakan kaki terjadi akibat kontraksi otot yang terus menerus (Morton,1990:28).

Cangkang Gastropoda dan bagian-bagiannya

Cangkang Gastropoda dan bagian-bagiannya (Marwoto dkk, 2011:5)

Struktur cangkang Gastropoda terdiri atas beberapa bagian. Bagian cangkang yang tertua disebut puncak (apex). Bagian cangkang yang terletak dekat dengan puncak (apex) disebut bagian adapikal, sedangkan yang terletak jauh dari puncak (apex) disebut abapikal. Pada cangkang yang memiliki sulur tinggi, bagian abapikal disebut juga dengan bagian anterior, sedangkan bagian adapikal disebut juga dengan bagian posterior. Cangkang terpilin dari puncak (apex) membentuk spiral searah putaran sumbu cangkang yang disebut kolumela (columella). Tiap satu putaran penuh disebut seluk (whorl) dan rangkaian seluk disebut sulur (spire). Bagian yang menautkan antara seluk yang satu dengan seluk yang lain disebut garis taut (suture). Seluk terakhir (body whorl) ditandai dengan adanya mulut cangkang (aperture). Sisi luar mulut cangkang disebut bibir luar (outer lip) atau peristom.

Permukaan peristom Gastropoda juga beragam, antara lain bergerigi, bergigi (denticulate), halus, ataupun bergaris (lirae) hingga bagian dalam peristom. Sisi dalam mulut cangkang disebut bibir dalam (inner lip). Bibir dalam tersebut terkadang mengalami penebalan yang disebut kalus (callus). Permukaan bibir dalam Gastropoda juga beragam, antara lain bergigi, beralur, ataupun memilki lipatan kolumelar (columellar folds). Bagian anterior mulut cangkang dapat membentuk kanal sifon (siphonal canal).

Ornamen pada cangkang ada yang sejajar dengan sumbu cangkang (aksial), ada pula yang sejajar dengan sulur (spiral). Penebalan aksial pada cangkang disebut varix. Garis-garis halus pada cangkang disebut cords, sedangkan garis yang lebih tebal disebut kosta (costae). Mulut cangkang pada sebagian besar anggota Prosobranchia dapat ditutup oleh operkulum. Operkulum terletak di bagian dorsal posterior dari kaki. Operkulum berfungsi untuk melindungi massa visceral atau tubuh saat masuk ke dalam cangkang. Operkulum tersusun atas zat tanduk atau zat kapur (Arnold dan Birtles, 1989:11-13; Rupert dan Barnes, 1994:381-383).

Identifikasi jenis Gastropoda juga dapat dilakukan dengan mengamati tipe gigi radula. Selain berfungsi sebagai alat makan, radula menjadi bagian yang penting dalam identifikasi Gastropoda. Adapun tipe gigi radula pada Gastropoda dibagi menjadi 6 tipe (Gambar 2.2) (Arnold dan Birtles, 1989: 8-15; Suwignyo dkk, 1997:55).

Tipe radula

Tipe radula (Suwignyo dkk, 1997:55)

  1. Rhipidoglossa (berasal dari kata rhipidos, berarti kipas) gigi central (rachidia) besar, gigi lateral kecil dan gigi marginal seperti jarum runcing berjumlah banyak.
  2. Docoglossa (berasal dari kata dokos, berarti lembing) gigi central sangat kecil atau tidak ada, gigi lateral besar dan mengandung pigmen.
  3. Taenioglossa (taenia, berarti lengan) gigi central besar, gigi lateral sedikit tetapi menonjol, gigi marginal mengandung mungkin tidak ada.
  4. Rachiglossa (rachis, duri) radula sempit dengan gigi lateral terdapat pada kedua gigi tepi central (rachidia).
  5. Ptenoglossa (ptenos, berbulu) gigi central tidak ada, gigi lateral sedikit dan seperti kait.
  6. Toxoglossa (toxotes, panah) gigi marginal tunggal dan besar dalam setiap baris dan struktur kompleks. Karakteristik ini biasanya pada cangkang berbentuk kerucut.

Gastropoda terbagi atas tiga subkelas, yaitu subkelas Prosobranchia, Ophisthobranchia, dan Pulmonata. Gastropoda dari subkelas Pulmonata tidak memiliki insang, rongga mantel berfungsi sebagai paru-paru. Gastropoda anggota subkelas Prosobranchia dan Ophisthobranchia memiliki perbedaan pada letak insang. Insang anggota subkelas Prosobranchia terletak di dalam rongga mantel sebelah anterior dari jantung, sedangkan Ophisthobranchia tidak mempunyai insang, bila ada terletak dibelakang jantung (Jasin, 1991:178-181; Lewbart, 2006:65-66)

Klasifikasi Gastropoda

Klasifikasi Gastropoda Menurut Jutting (1956:265) :
Kingdom : Animalia
Filum : Molluska
Kelas : Gastropoda
Menurut Lewbart (2006:66) Gastropoda terbagi dalam 3 sub kelas :

  1. Sub kelas Prosobranchia
    Sebagian besar hidup di laut, tapi ada juga yang ditemukan di air tawar dan beberapa di daratan. Insang terletak di dalam rongga mantel sebelah anterior jantung. Visceral hewan ini mengalami pembelitan, jenis kelamin terpisah (Rusyana, 2011: 96). Sebagian kaki mascular digunakan untuk merangkak, jarang digunakan untuk berenang atau mengapung. Subkelas Prosobranchia dibagi ke dalam 3 ordo, yaitu : Archaeogastropoda, Mesogastropoda, dan Neogastropoda.
  2. Sub kelas Opistobranchia
    Menurut Jasin (1991:180) cangkangnya kecil atau tidak mempunyai insang, bila ada terletak di belakang jantung, visceralnya membelit dan hermaphrodit. Beberapa bersifat sebagai hewan planktonik. Mereka menggali pasir untuk melindungi dirinya atau melapisi tubuhnya dengan lapisan lendir, memiliki warna yang terang dan banyak spesies yang bersifat karnivora. Sub kelas Opistobranchia dibagi ke dalam 5 ordo yaitu : Cephalaspidea, Anaspidea, Sacoglossa, Notaspidea, dan Nudibranchia.
  3. Sub kelas Pulmonata
    Kelompok ini hidup di perairan tawar seperti sungai, danau dan kolam. Secara umum, semua pulmonata berumah satu (monoecious). Sperma dan telur diproduksi di dalam ovotestis dan umumnya keluar melalui saluran hermaprodit (Throp dan Covich, 2001:300). Rongga mantel berfungsi sebagai paru-paru, cangkangnya sederhana, spiralnya teratur, dan kadang-kadang rudimenter (Jasin, 1991:181). Sub kelas Pulmonata dibagi ke dalam 2 ordo yaitu : Basommatophora dan Stylommatophora.

Ciri-ciri Perbedaan Gastropoda Air Tawar dan Air Laut

Adapun perbedaan dari Gastropoda air tawar dan air laut dapat dilihat pada berikut

Ciri-ciri perbedaan Gastropoda air tawar dan air laut

NoGastropoda Air TawarGastropoda Air Laut
1Cangkangnya sederhana dan spiralnya teratur.Cangkangnya besar, kuat, dan struktur cangkangnya berigi-rigi.
2Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel berfungsi sebagai paru-paru.Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel berfungsi sebagai insang.
3Beberapa ada yang bersifat predator dan sebagian besar pemakan daun dan serasah.Umumnya bersifat predator, namun ada beberapa pemakan daun dan serasah.


Reproduksi Gastropoda

Gastropoda merupakan hewan yang tergolong hermaprodit, tetapi tidak mampu melakukan perkawinan sendiri (pembuahannya harus berasal dari individu lain). Pada setiap individu terdapat alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung dan disebut dengan ovotestes. Ovotestes ini adalah badan yang dapat menghasilkan sperma dan sel telur. Sperma yang dihasilkan oleh ovotestes selanjutnya diteruskan ke dalam vasa deferensia, seminal vesikel, dan genital aurikel. Sel telur yang dihasilkan oleh ovotestes akan diteruskan ke dalam oviduk, uterus, seminal reseptakel, dan akhirnya ke dalam vagina (Soemadji dkk, 1993:189).

Habitat Gastropoda

Gastropoda dapat ditemukan di teresstrial, perairan tawar, laut dan estuari. Selain itu, Gastropoda juga dapat ditemukan di ekosistem mangrove, padang lamun, pantai, dan terumbu karang (Kiswara dkk, 1994:72) dan ada beberapa yang dapat berenang aktif di permukaan terbuka (Radiopoetro, 1990:352). Umumnya Gastropoda menyukai daerah yang terlindung. Ekosistem yang menjadi habitat umum bagi Gastropoda yaitu sungai, rawa, danau, sawah, kolam, aliran – aliran irigasi atau selokan, parit dan anak-anak sungai. Beberapa spesies dari Gastropoda telah beradaptasi hingga mampu hidup di perairan dengan aliran air tenang atau deras dengan kedalaman < 25 cm atau < 8 cm dan melekat pada substrat seperti batu, kerikil, pasir, tumbuhan air, akar tumbuhan sangat erat kaitannya dengan perkehidupan Gastropoda seperti yang berkaitan dengan jenis pakan, tempat melekatkan telur anakannya dan tempat sembunyi dari predator dan cahaya matahari (Marwoto dkk, 2011:6 ).