Student Team Achievement Division
Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
- Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi. - Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu.Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya. - Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. - Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya.Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes.Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD. - Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
Langkah-langkah model pembelajaran STAD
Langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif type STAD (Student Teams Achievement Division) adalah sebagai berikut:
- Penyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
- Pembagian kelompok
- Guru melakukan presentasi
- Siswa melakukan kegiatan belajar dalam bentuk tim (kerja tim)
- Kuis (evaluasi)
- Penghargaan prestasi tim
Model pembelajaran kooperatif type STAD merupakan suatu metode generik tentang cara-cara pengaturan kelas dan bukan sebuah metode dengan pengajaran yang komprehensif pada subjek tertentu, tetapi guru menggunakan pelajarannya dengan materi yang dikemas oleh mereka sendiri.
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STADSetiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengancooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21)cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan
- Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku.
- Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan akademisnya.
- Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
- Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
- Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.
- Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
- Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
- Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa.
- Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.
- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
- Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
- Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
- Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal ataucacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD untuk jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut:
- Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
- Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
- Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
- Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
- Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
- Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
- Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama
Kekurangan
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning mempunyai kekurangan sebagai berikut:
- Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet.
- Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas.
- Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.
Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi.Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik.
Karakteristik materi dan lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran STAD
STAD merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kompetisi secara kelompok sehingga sangat sesuai diterapkan pada siswa untuk menanamkan karakter dan sebagai usaha variasi penggunaan model pembelajaran. Kemudian Model pembelajaran kooperatif tipe stad adalah suatu model yang dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal-soal secara kelompok yang diberikan guru, sehingga siswa akan terbiasa memecahkan permasalahan dalam pemebelajaran. Siswa pada pembelajaran dengan STAD akan bekerjasama dalam memahami materi, yang pandai akan mengajari yang kurang pandai dan semua anggota kelompok akan berusaha meningkatkan hasil belajarnya agar mendapatkan poin terbaik. Hal ini senada dengan Nugroho (2009) bahwa model STAD dapat membantu pembelajaran siswa lebih mudah memahami materi pelajaran karena adanya saling membantu antar siswa dalam kelompok sehingga siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit. Model pembelajaran merupakan bungkusan atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan metode atau teknik pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif mengacu pada model pengajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam memepelajari suatu materi pembelajaran yang diberikan guru.
Karakteristik dari STAD adalah guru menyampaikan kompetensi dan indikator yang harus dicapai kemudian para siswa bergabung dalam kelompok untuk membagi dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Model ini mengkondisikan siswa belajar bersama dalam kelompokkelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa untuk menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Siswa belum boleh mengakhiri diskusinya sebelum mereka yakin bahwa seluruh anggota timnya menyelesaikan seluruh tugas. Apabila salah satu siswa memiliki pertanyaan, maka teman satu kelompok diminta menjelaskannya. Jika jawaban belum diperoleh baru menanyakan jawabannya pada guru. Pada saat siswa bekerja dalam kelompok guru berkeliling untuk mengawasi dan membimbing jalannya diskusi apabila terjadi kesulitan pada siswa. Dalam pembelajaran STAD, antar kelompok berkompetisi satu dengan yang lain, siswa dalam satu kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang telah disiapkan oleh guru, hasil kerja atau penghargaan adalah untuk kelompok bukan untuk perorangan, siswa merasa keberhasilan mereka bergantung kepada perilaku dan kinerja siswa lainnya dalam kelompok, efektif dalam mengurangi dominasi siswa yang pintar dalam belajar kelompok, dan guru memberi umpan balik untuk kelompok. Dengan demikian, interaksi dalam kelompok dan antar kelompok lebih efektif dan efisien karena adanya bahan diskusi yang telah dirancang sedemikian rupa oleh guru dan adanya bimbingan dan arahan guru secara intensif.
Untuk mendapatkan proses pembelajaran yang baik harus didukung dengan suatu sistem lingkungan. Sistem lingkungan ini terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi dalam menciptakan proses pembelajaran yang terarah pada tujuan tertentu. Komponen tersebut terdiri atas:
- Tujuan pengajaran
- Guru
- Peserta didik
- Materi pelajaran
- Media pengajaran
- Metode pengajaran.
Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar. Hal ini sangat diperlukan karena ketepatan metode pengajaran akan mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran yaitu prestasi belajar.
Salah satu bukti hasil keluaran pendidikan secara konvensional adalah pola pikir, tingkah laku, dan sikap peduli akan lingkungan sekitar yang sangat buruk. Hal ini terlihat dari ketidakpedulian masyarakat Indonesia akan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Bencana banjir dan tanah longsor, maupun Efek Pemanasan Global adalah hasil dari ketidakpedulian kita pada lingkungan. Maka sikap kearifan ekologi, termasuk didalamnya sikap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar, sangat perlu ditumbuhkembangkan dalam jiwa manusia, khususnya masyarakat Indonesia agar kelangsungan hidup manusia dalam keseimbangan dengan lingkungan dapat dirasakan selamanya. masalah lingkungan sebenarnya adalah masalah bagaimana sifat manusia terhadap lingkungan hidupnya. Sampai sekarang, pada umumnya baru pada taraf kognitif, artinya manusia baru mengetahui, memahami gejala kerusakan oleh tingkah laku keliru pada masa lalu.
Mereka yang sekarang masih merusak lingkungan dapat disebut ‘salah didik’. Pendidikan sekarang harus diarahkan kepada pembentukan sikap dan perilaku sadar akan kelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup demi kelangsungan manusia dan alam lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk:
- mengetahui perbedaan prestasi belajar pada materi ekosistem antara siswa yang diberi metode pembelajaran model STAD dengan siswa yang diberi metode pembelajaran model GI,
- mengetahui pengaruh sikap peduli lingkungan terhadap prestasi belajar siswa,
- mengetahui pengaruh interaksi antara penggunaan metode pembelajaran STAD dan GI dengan sikap peduli lingkungan dalam peningkatana prestasi belajar siswa.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
- Persiapan STAD
- Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut. - Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen.Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):- Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes. - Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk. - Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama. - Mengisi lembar rangkuman kelompok
isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
- Merangking siswa
- Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya. - Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif
sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok. - Membuat Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
- Materi
- Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:- Pendahuluan
- Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
- Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran
- Pengembangan
- Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.
- Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
- Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
- Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
- Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
- Praktek terkendali
- Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
- Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
- Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.
- Pendahuluan
- Kegiatan Kelompok
- Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
- Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
- Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran.
- Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
- Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
- Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
- Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
- Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.
- Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya.Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
- Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
- Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
- Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
- Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual.Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok. - Penghargaan Kelompok
- Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu.Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa. - Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi.Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian.Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
- Menghitung skor individu dan kelompok
- Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa
Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif adalah setrategi belajar dimana siswa dapat belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Model pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan.
Referensi
Faqih, A. 2012. Pengkonstruksian konsep fisika melalui pembelajaran Student Teams Achievment Division (STAD). Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(2): 29-36.
Hairani. 2013. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dikelas VIII B SMPN 2 Tanta pada materi pokok cahaya dan alat optik dengan model pembelajran STAD menggunaan media audio visual. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 4(1): 11-20.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Maharini, I. G. A. D, W. Lasmawan, dan I. M. Sutama. 2013. Pengaruh model pembelajaran koperatif tipe stad terhadap hasil belajar PKN ditinjau dari motivasi berprestasi siswa Kelas 4 SD Di Gugus I Kuta Kabupaten Badung. eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, 3(2013): Tanpa halaman.
Marsi,N. N. I.M. Candiasa dan I.M. Kirna. 2014 Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad dan kemampuan abstraksi terhadap prestasi belajar